Pemerintah Swiss mendukung upaya pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Foto: Kemenpar RI
Fajar Nugraha • 28 February 2025 20:05
Jakarta: Ikut mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, Pemerintah Swiss terus mendukung upaya-upaya pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
Dengan Swisscontact sebagai lembaga pelaksana, Pemerintah Swiss melalui Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO) telah mengimplementasikan dua inisiatif pengembangan keterampilan di Indonesia sejak 2018. Yang pertama adalah Skills for Competitiveness (S4C), bermitra dengan Kementerian Perindustrian, dan yang kedua adalah Sustainable Tourism Education Development (STED), bermitra dengan Kementerian Pariwisata (sebelumnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).
Dalam Fase II, yang berlangsung hingga 2027, kedua inisiatif tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya saing sektor swasta di Indonesia melalui tenaga kerja yang lebih terlatih dengan keterampilan yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri.
“Bagi Swiss, pengembangan keterampilan merupakan hal esensial bagi daya saing dan pertumbuhan berkelanjutan. Kemitraan global kami senantiasa berpusat pada hal ini, seperti halnya kini di Indonesia. Kemajuan yang kami lihat selama ini membuktikan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan vokasi ganda, yang disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan di Indonesia, dapat menjadi fondasi bagi masa depan ekonomi Indonesia,” ujar Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder dalam sambutan pembukanya di acara Skills in Action Forum: Advancing Competitiveness di Jakarta, Kamis 27 Februari 2025, dalam keterangan yang diterima Metrotvnews.com, Jumat 28 Februari 2025.
Ketidaksesuaian antara keterampilan teknis maupun nonteknis yang dimiliki lulusan pendidikan vokasi dengan keterampilan yang dibutuhkan industri masih menjadi tantangan di Indonesia. Situasi ini membutuhkan perbaikan dalam pengembangan keterampilan teknis calon lulusan, meningkatkan jam terbang pengalaman praktik mereka, dan memperkuat kemitraan antara sektor publik dan swasta, termasuk antara institusi pendidikan dan perusahaan.
Terinspirasi oleh praktik-praktik baik dari pendidikan dan pelatihan vokasi ganda (dual VET) khas Swiss, baik S4C maupun STED mengadopsi pendekatan dual VET untuk diterapkan di Indonesia.
Pendekatan ini memungkinkan siswa maupun mahasiswa untuk menghabiskan antara 25 hingga 50 persen masa studi mereka di tempat kerja. Hal ini akan mengombinasikan pengalaman belajar mereka di kelas maupun perusahaan, sehingga keterampilan praktik mereka menjadi lebih relevan bagi kebutuhan industri.