Serapan Gabah Sesuai HPP Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Wamentan Sudaryono. Foto: Metrotvnews.com/Kautsar Widya Prabowo.

Serapan Gabah Sesuai HPP Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Naufal Zuhdi • 10 February 2025 10:47

Jakarta: Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Bulog, menegaskan pembelian gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) merupakan bagian dari komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kesejahteraan petani.

Selain itu, Sudaryono menyatakan hal tersebut menjadi salah satu upaya untuk mempercepat swasembada pangan di Indonesia.

"Saya kira swasembada ini komitmen yang meyakinkan dari Bapak Presiden kita. Programnya sudah jelas, visinya juga sudah jelas, tinggal pelaksanaannya saja yang harus kita jaga seperti harga gabah tidak boleh turun dari HPP. Semua sudah diberikan tinggal pelaksanaan yang kita tunggu," ujar Sudaryono dalam keterangan resmi, Senin, 10 Februari 2025.

Diketahui, pemerintah telah menetapkan HPP gabah untuk masa panen raya 2025 sebesar Rp6.500 per kilogram (kg). Keputusan ini berlaku sejak 15 Januari 2025, baik untuk pembelian oleh pemerintah maupun penggilingan swasta di seluruh Indonesia.
 

Baca juga: Mentan Ingatkan Bulog Beli Gabah Tak Boleh di Bawah HPP


(Ilustrasi panen raya padi. Foto: Medcom.id/Novi Adavid)
 

Pastikan stok pangan nasional tercukupi


Serapan gabah sesuai dengan HPP, sambung dia, sangat penting dilakukan oleh Bulog untuk memastikan stok pangan nasional tercukupi dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

Ia juga menekankan swasembada pangan merupakan prioritas utama Presiden Prabowo yang harus segera dipenuhi.

"Swasembada itu adalah prioritas dari Presiden yang harus mampu kita penuhi. Artinya stok nasional harus cukup dan petaninya juga wajib sejahtera. Oleh karena itu Presiden sudah memutuskan HPP-nya Rp6.500 dan Bulog ditargetkan tiga juta," katanya.

Kebijakan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani secara perlahan namun pasti. Sehingga, lanjutnya, Indonesia dapat memutus ketergantungan pada impor pangan yang selama ini cukup besar.

"Tujuannya adalah harga pembelian gabah di tingkat petani bisa kita jaga sehingga NTP (nilai tukar petani) juga meningkat. Jadi negara hadir langsung bersentuhan dengan petani," tutur Sudaryono.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)