Raja Yordania, Abdullah. (Anadolu Agency)
Riza Aslam Khaeron • 12 February 2025 11:10
Amman: Raja Abdullah II dari Yordania mengumumkan rencana untuk menerima 2.000 anak dari Gaza yang sakit parah ke negaranya untuk perawatan medis. Melansir The Times of Israel (TOI) pada Rabu, 12 Februari 2025, pernyataan ini disampaikan di Gedung Putih, di tengah pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump.
Langkah ini dianggap sebagai upaya Raja Abdullah untuk memperlihatkan empati kepada warga Gaza sekaligus mempertahankan hubungan baik dengan Amerika Serikat.
Raja Abdullah menyebut negaranya "siap menerima 2.000 anak yang menderita kanker atau penyakit parah lainnya ke Yordania secepat mungkin," seraya menambahkan bahwa operasi ini membutuhkan koordinasi dengan COGAT, badan militer Israel yang mengatur pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Ia juga menyebut bahwa negara-negara lain kemungkinan ingin ikut serta dalam program ini dengan menawarkan fasilitas perawatan medis di rumah sakit mereka.
Ketika duduk bersama Trump di Oval Office, Raja Abdullah mengungkapkan bahwa langkah kemanusiaan ini mencerminkan solidaritas Arab terhadap penderitaan rakyat Palestina. Dalam pertemuan tersebut, Trump menyebut langkah ini sebagai sesuatu yang "indah" dan "musik bagi telinga saya."
Namun, diskusi mereka juga memperlihatkan perbedaan pandangan tajam mengenai rencana relokasi warga Gaza yang diusulkan Trump.
Setelah pertemuan, Abdullah menulis di X bahwa pembicaraannya dengan Trump bersifat "konstruktif," tetapi ia menggunakan kesempatan tersebut untuk menegaskan kembali "posisi tegas Yordania menentang pemindahan warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat."
Mengutip TOI, Trump menyatakan keyakinannya bahwa ada "sebidang tanah" di Yordania dan Mesir yang dapat digunakan untuk menampung warga Palestina yang direlokasi. Namun, Abdullah terlihat tidak nyaman dengan usulan tersebut, menekankan bahwa ia "harus mempertimbangkan kepentingan terbaik negaranya."
Baca Juga: Netanyahu Ancam Akhiri Gencatan Senjata Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera |