Jalan rusak di jalur Pantura Semarang-Demak tepatnya di Jalan Kaligawe Raya akibat cukup Lama terendam banjir dan besarnya volume kendaraan angkutan barang. Dokumentasi/ Media Indonesia
Media Indonesia • 12 February 2025 13:17
Semarang: Perbaikan jalan rusak di Jawa Tengah terdampak efisiensi angggaran sekitar 70 persen.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jawa Tengah, Hanung Triyono, mengatakan pengurangan anggaran sebagai dampak efesiensi ini menyebabkan kesulitan dan berpengaruh besar dalam menyusun penganggaran perbaikan jalan.
"Ada pengurangan perbaikan jalan dari sebelumnya Rp100 juta per kilometer menjadi Rp30 juta per kilometer, sehingga jika sebelumnya dari 2.240,12 kilometer jalan di Jawa Tengah dianggarkan Rp224 miliar berkurang menjadi Rp127 miliar," kata Hanung dalam keterangan pers, Rabu, 12 Februari 2025.
Meskipun terjadi efesiensi anggaran, menurut Hanung, tetap optimis dalam menjalankan pemeliharaan jalan ruak, bahkan saat mendekati arus mudik lebaran ini perbaikan jajan rusak akibat cuaca ekstrem terjadi sejak Januari lalu akan terus digenjot.
"Pemeliharaan rutin ditargetkan seluruh jalan selesai diperbaiki pada H-7 lebaran," jelasnya.
Sebagian jajan kabupaten/kota, provinsi dan jalan nasional (Pantura) di Jawa Tengah mengalami kerusakan cukup parah dendan lubang menganga hingga berdiameter 1,2 meter dan kedalaman 10-20 centimeter, bahkan di antaranya betul-betul hancur hingga nyaris menjadi kubangan seperti jalan penghubung Pati-Tayu di Kecamatan Dukuh Seti, Kabupaten Pati
Kerusakan badan jalan di sejumlah daerah di Jawa Tengah sebagai dampak cuaca ekstrem dan banyaknya kendaraan angkutan barang Over Dimention Over Load (ODOL) membuat warga harus berhati-hati, karena akibat lubang bertebaran di badan jalan tersebut telah banyak menahan korban jiwa dan terluka setelah hatih atau tertabrak kendaraan lainnya.
"Banyak kendaraan angkutan material galian C melintas di sini, sehingga badan jalan menjadi hancur dan menjadi kubangan cukup merata," kata Farid,50, warga Dukuh Seti, Kabupaten Pati.
Akibat kerusakan jajan provinsi ini hingga cukup lama tidak diperbaiki, ungkap Farid, warga sempat beberapa kali unjukrasa dan menutup jalan bagi kendaraan angkutan barang (dump truk) dikarang melintas, karena dampaknya cukup menyusahkan warga terutama anak sekolah dan pekerja yang setiap hari harus berkubang lumpur melintasi jalur ini
Hal serupa juga diungkapkan Mujiati,45, warga Genuk, Kota Semarang yang mengaku harus berhati-hati melintasi Pantura Jawa Tengah di daerah ini, karena kerusakan jalan ini telah banyak memakan korban jiwa maupun terluka akibat jatuh saat berkendara motor maupun kecelakaan.
"Apalagi saat banjir kemarin jalan rusak tertutup air sangat menyulitkan warga," imbuhnya.