Hamas sebut Israel bertanggung jawab atas peningkatan kekerasan di Gaza. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 30 October 2025 19:00
Gaza: Kelompok pejuang Palestina, Hamas menuding Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas meningkatnya kekerasan di Jalur Gaza setelah serangkaian serangan udara mematikan yang menewaskan lebih dari 100 orang, meski gencatan senjata masih berlaku.
Serangan terjadi pada Selasa malam, 28 Oktober 2025, hal ini memicu kecaman luas terhadap pelanggaran kesepakatan damai yang berlaku sejak 10 Oktober.
Dalam pernyataannya pada Rabu, 29 Oktober 2025, Hamas menegaskan tidak akan membiarkan Israel menciptakan kenyataan baru di Gaza dengan kekerasan.
“Hamas menegaskan bahwa pendudukan (Israel) menanggung tanggung jawab penuh atas eskalasi berbahaya ini, beserta konsekuensi politik dan lapangan yang ditimbulkannya,” ujar kelompok tersebut, seperti dikutip Anadolu, Kamis 30 Oktober 2025.
Hamas juga menuduh Israel berupaya menggagalkan rencana gencatan senjata yang diinisiasi oleh Presiden AS Donald Trump. Meski demikian, Hamas menegaskan tetap berkomitmen pada kesepakatan tersebut dan menyerukan kepada para mediator internasional untuk segera menekan Israel agar menghentikan serangan terhadap warga sipil Palestina.
Menurut laporan dari otoritas setempat, lebih dari 100 warga tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara Israel yang menargetkan berbagai wilayah di Gaza. Serangan ini disebut sebagai pelanggaran paling serius sejak kesepakatan gencatan senjata diberlakukan di bawah rencana 20 poin Trump.
Israel mengklaim serangan itu merupakan balasan atas aksi penembakan terhadap pasukannya di Rafah. Namun, Hamas membantah terlibat dalam serangan tersebut dan menilai tuduhan itu sebagai dalih untuk melanjutkan agresi di tengah upaya perdamaian yang masih berlangsung.
(Keysa Qanita)