Trump Berharap Arab Saudi Segera Bergabung dalam Abraham Accords

Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. (Anadolu Agency)

Trump Berharap Arab Saudi Segera Bergabung dalam Abraham Accords

Willy Haryono • 14 May 2025 15:04

Riyadh:  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan harapan besarnya agar Arab Saudi bergabung dengan Abraham Accords, serangkaian perjanjian normalisasi hubungan antara negara-negara mayoritas Muslim dan Israel yang dimediasinya sejak 2020.

“Ini adalah hal luar biasa, Abraham Accords, dan menjadi harapan, keinginan, bahkan mimpi saya bahwa Arab Saudi, negara yang saya sangat hormati, terutama dalam waktu belakangan ini akan segera bergabung,” ujar Trump dalam pidatonya di forum investasi di Riyadhm Arab Saudi, seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu, 14 Mei 2025.

Trump menyebut keterlibatan Riyadh akan menjadi “penghormatan besar bagi negara Anda” dan “sangat penting untuk masa depan Timur Tengah.”

Abraham Accords pada masa jabatan pertama Trump telah menghasilkan kesepakatan damai antara Israel dan empat negara Arab: Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko. Dalam banyak kasus, AS memberikan insentif strategis, finansial, atau diplomatik kepada negara-negara yang menandatanganinya.

“Lewat Abraham Accords yang bersejarah, yang sangat kami banggakan, semua momentum tertuju pada perdamaian, dan itu telah berjalan dengan sangat sukses,” kata Trump.

Meski Arab Saudi belum secara terbuka menyatakan kesiapan untuk bergabung, sejumlah laporan menyebut adanya pembicaraan diplomatik yang terus berlangsung, termasuk diskusi mengenai konsesi keamanan dan teknologi dari AS.

Selain menyerukan normalisasi dengan Israel, Trump juga menggunakan pidatonya untuk mengingatkan Iran.

“Jika kepemimpinan Iran menolak ‘ranting zaitun’ ini dan terus menyerang negara-negara tetangganya, maka kami tidak punya pilihan selain memberikan tekanan maksimum,” tegasnya.

Trump merujuk pada kebijakan era kepresidenannya sebelumnya, yang menargetkan ekspor minyak Iran hingga nol.

“Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Ini adalah tawaran yang tidak akan bertahan selamanya,” ujar Trump. “Pilihan ada di tangan mereka.”

Menurut Trump, masa depan kawasan bergantung pada keputusan negara-negara utamanya.

“Kami ingin mereka (Iran) menjadi negara aman dan hebat. Tapi kami tidak akan membiarkan warga Amerika diancam oleh terorisme atau senjata nuklir,” ungkap Trump. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Trump Awali Tur Timur Tengah dengan Kunjungan ke Arab Saudi

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)