Tangkapan layar video JeM mengklaim bertanggung jawab atas serangan Pulwama tahun 2019. (via The First Post)
Jakarta: India melancarkan serangan udara dalam Operasi Sindoor terhadap kamp-kamp teroris di wilayah Pakistan dan Pakistan-Occupied Jammu and Kashmir (POJK), yang salah satunya adalah markas Jaish-e-Mohammed (JeM) di Bahawalpur.
Kelompok militan ini dianggap sebagai aktor penting dalam jaringan teror lintas batas yang menyerang India, termasuk insiden Pulwama 2019 dan dugaan keterlibatan dalam berbagai pelatihan militan di POJK.
Mengutip briefing resmi dari Kementerian Luar Negeri India pada 7 Mei 2025, fasilitas JeM termasuk pusat pelatihan senjata, survival di hutan, serta penyimpanan bahan peledak disasar secara presisi. JeM, bersama Lashkar-e-Taiba, disebut menggunakan kelompok seperti The Resistance Front (TRF) untuk menyamarkan aktivitas mereka
Siapa sebenarnya Jaish-e-Mohammed dan bagaimana struktur serta ideologinya berkembang dalam lanskap jihadisme Pakistan?
Latar Belakang dan Hubungan dengan ISI
Jaish-e-Mohammed (JeM) atau "Tentara Nabi Muhammad" didirikan secara resmi pada Maret 2000 oleh Maulana Masood Azhar, tak lama setelah ia dibebaskan dari penjara India lewat pembajakan pesawat IC-814 oleh kelompok Harkat-ul-Mujahideen. Pembebasan ini disebut sebagai kemenangan simbolik yang memperkuat posisinya dalam dunia jihad Pakistan.
Melansir The Diplomat melalui tulisan Ayesha Siddiqa, ahli Studi Perang dari Universitas London, JeM merupakan kelompok yang memiliki hubungan ideologis dan operasional dengan segmen tertentu dari dinas intelijen militer Pakistan (ISI).
Azhar diyakini memiliki jaringan kuat di antara para perwira militer yang berbagi pandangan soal pentingnya dunia Islam memiliki kekuatan pusat yang mampu melindungi umat Muslim global.
Masood Azhar juga dikenal dekat dengan tokoh-tokoh al-Qaeda seperti Omar Saeed Sheikh dan Rashid Rauf. Dana awal untuk JeM disebut berasal dari para simpatisan bisnis dan langsung dari Osama bin Laden. Salah satu markas JeM, madrasah Balakot yang dibom India tahun 2019, dibeli dari Harkat-ul-Mujahideen dengan bantuan bin Laden.
Organisasi ini sebagian besar bermarkas di Bahawalpur, Pakistan, dan anggotanya banyak direkrut dari wilayah Punjab Selatan. Dengan latar belakang tersebut, ISI diyakini melihat JeM sebagai alat strategis yang dapat disejajarkan secara etnis dan ideologis dengan struktur militer Pakistan.
Fokus Ideologis dan Pendidikan Jihad
Berbeda dengan kelompok jihad lain yang menjalankan kegiatan sosial, JeM sejak awal secara eksklusif berfokus pada jihad. Dalam buku setebal 2.000 halaman berjudul Fatah-ul-Jawad, Masood Azhar menekankan bahwa jihad tidak memerlukan persetujuan negara, dan setiap Muslim berhak melaksanakannya atas dasar panggilan akidah.
Mengutip Abdul Basit dalam buku
Handbook Of Terrorism In The Asia-pacific tahun 2016, JeM disebut menggambarkan Kashmir bukan hanya sebagai tujuan utama jihad, tetapi sebagai "gerbang" menuju pembebasan seluruh India dari non-Muslim.
Tujuan akhir kelompok ini adalah menyatukan Kashmir dengan Pakistan dan kemudian mendorong penegakan pemerintahan Islam di seluruh anak benua India. JeM juga dikenal menyebarkan pesan ideologisnya melalui berbagai media seperti majalah Al-Qalam, Musalman Bachy untuk anak-anak, serta platform Telegram yang menyebarkan klaim keberhasilan operasional mereka.
Menurut Ayesha Siddiqa, JeM menolak untuk terseret dalam konflik sektarian secara terbuka, namun belakangan menjadi lebih vokal terhadap Iran dan Ahmadiyah. Kelompok ini juga mendidik kadernya melalui program ideologis ketat sebelum menjalani pelatihan militer.
Biaya pelatihan satu jihadis JeM dikabarkan mencapai sekitar 10.000 dolar AS, dan mereka mampu memproduksi 15–20 kader tempur per tahun.
Jejak Kekerasan dan Impunitas
JeM terlibat dalam sejumlah aksi teror mematikan. Salah satu yang paling terkenal adalah serangan bunuh diri di Pulwama pada 14 Februari 2019 yang menewaskan lebih dari 40 tentara paramiliter India. JeM juga diduga terlibat dalam serangan terhadap parlemen India pada 2001, serta pemboman Pathankot dan Uri.
Menurut
National Counterterrorism Center (NCTC) AS, JeM juga bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri terhadap gedung Majelis Legislatif Jammu dan Kashmir di Srinagar pada Oktober 2001 yang menewaskan lebih dari 30 orang.
Kelompok ini juga terlibat dalam penculikan dan pembunuhan jurnalis AS Daniel Pearl pada 2002, serta penyerangan terhadap tim kriket Sri Lanka di Lahore pada 3 Maret 2009.
JeM juga tercatat terlibat dalam pemberontakan Red Mosque tahun 2007 di Islamabad, dan sejumlah serangan terhadap kepolisian di Srinagar sepanjang tahun 2006. Meskipun telah dilarang di Pakistan sejak 2002, kelompok ini terus beroperasi secara terbuka di beberapa wilayah dengan dukungan jaringan dalam negeri dan transnasional.
Di Pakistan, kelompok ini mendapatkan toleransi tinggi dari lembaga keamanan. Ketika JeM bentrok dengan polisi Bahawalpur pada 2001, Azhar mengancam pemerintah dengan pernyataan, "sungai darah akan mengalir" jika perhatian pasukannya dialihkan dari jihad di Kashmir.
ISI turun tangan dan membebaskan anggota JeM yang ditahan, serta memindahkan pejabat polisi yang mengusut kasus tersebut.
Jejak Jaish-e-Mohammed membentang dari Kashmir hingga Afghanistan, dari jaringan pesantren di Pakistan hingga simpul kekerasan lintas negara. Dengan hubungan kuat ke jaringan intelijen dan kelompok ekstremis internasional, JeM terus menjadi ancaman nyata bagi stabilitas India dan Asia Selatan.
Operasi Sindoor menandai babak baru dalam konfrontasi langsung terhadap kelompok yang selama ini beroperasi dengan impunitas relatif tinggi di bawah bayang-bayang perlindungan negara.