Gen-z turun ke jalan menuntut perubahan pemerintahan Nepal. Foto: Viory
Muhammad Reyhansyah • 12 September 2025 09:51
Kathmandu: Presiden Nepal Ramchandra Paudel menyatakan dirinya tengah mengupayakan jalan keluar dari krisis yang mengguncang negara Himalaya itu setelah aksi protes berdarah menumbangkan Perdana Menteri K.P. Sharma Oli dan membakar gedung parlemen.
“Saya melakukan konsultasi dan setiap usaha untuk menemukan solusi dari situasi sulit saat ini dalam kerangka konstitusi,” kata Paudel dalam pernyataan resmi yang dikutip TRT World, Jumat, 12 September 2025.
Ia menambahkan, “Saya mengimbau semua pihak agar yakin bahwa solusi sedang dicari secepat mungkin untuk menjawab tuntutan warga yang berunjuk rasa.”
Oli, 73 tahun, mundur pada Selasa lalu setelah menghadapi gelombang protes besar-besaran. Hingga kini, keberadaannya masih belum diketahui. Sesuai konstitusi, Paudel yang berusia 80 tahun seharusnya mengundang pimpinan partai terbesar di parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel pada Rabu menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh politik dan perwakilan gerakan “Gen Z”, yang menjadi penggerak utama aksi protes. Militer memberlakukan jam malam di negara berpenduduk 30 juta orang itu setelah
kerusuhan terburuk dalam dua dekade.
Paudel menegaskan, masyarakat Nepal harus “menahan diri dan bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan ketertiban di negara ini.”
Di sisi lain, situasi keamanan semakin pelik dengan kaburnya puluhan ribu narapidana saat kerusuhan berlangsung. Polisi Nepal menyebut sekitar 13.500 tahanan melarikan diri dari berbagai penjara di seluruh negeri.
Militer dalam pernyataannya mengatakan telah berhasil menangkap kembali 192 napi yang kabur dari penjara di Rajbiraj, sebelah tenggara Nepal. Di penjara lain di Ramechhap, timur Kathmandu, terjadi bentrokan yang memaksa tentara melepaskan tembakan, menewaskan dua orang narapidana dan melukai 12 lainnya.
Pasukan perbatasan India juga mengumumkan telah menahan puluhan buronan yang mencoba menyelinap ke negara bagian Bihar, Uttar Pradesh, dan Benggala Barat.
“Kami telah menahan dan menyerahkan sedikitnya 60 narapidana yang kabur dari sejumlah penjara di Nepal,” kata seorang pejabat perbatasan India.
Militer Nepal menambahkan bahwa hampir 100 senjata hasil jarahan berhasil diamankan kembali. Selama kerusuhan, para pengunjuk rasa dilaporkan membawa senjata otomatis, sementara gedung parlemen, kantor presiden, kantor perdana menteri, serta sejumlah gedung pemerintah dan komersial dibakar. Sedikitnya 34 orang tewas akibat tindakan keras aparat terhadap demonstran.