Bendera Suriah berkibar di salah satu gedung tinggi di Damaskus. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 8 December 2025 16:47
Damaskus: Warga Suriah akan memperingati satu tahun tumbangnya Bashar al-Assad dan rezim otoriternya pada Senin ini, 8 Desember 2025, di tengah upaya negara yang masih terpecah untuk menemukan kembali stabilitas dan bangkit dari sisa-sisa perang berkepanjangan.
Dikutip dari France 24, perayaan resmi dijadwalkan berlangsung di Lapangan Umayyad, Damaskus, yang dalam beberapa hari terakhir sudah dipadati warga yang merayakan menjelang 8 Desember. Perayaan juga digelar di berbagai wilayah lain di Suriah.
Assad melarikan diri ke Rusia setahun lalu ketika pasukan pemberontak di bawah komando presiden baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, merebut Damaskus, mengakhiri lebih dari 13 tahun kekuasaannya sejak pemberontakan rakyat berubah menjadi perang.
Perayaan telah berlangsung di sejumlah kota dalam beberapa hari. Ribuan orang memadati jalan-jalan di Hama pada Jumat, mengibarkan bendera baru Suriah untuk menandai momen ketika para pemberontak pimpinan kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham yang dipimpin Sharaa berhasil merebut kota tersebut dalam laju cepat menuju Damaskus.
Pemerintahan Kurdi yang mengendalikan wilayah timur laut menyampaikan ucapan selamat kepada rakyat Suriah atas peringatan tersebut, namun melarang acara publik dengan alasan keamanan, menyebut meningkatnya aktivitas “sel teror” yang ditakutkan akan memanfaatkan momentum ini.
Dalam pidato akhir November lalu untuk menandai satu tahun dimulainya kampanye pemberontak yang berujung pada kemenangan, Ahmed al-Sharaa, seorang mantan komandan al Qaeda, menyerukan seluruh rakyat Suriah untuk turun ke alun-alun, menunjukkan kegembiraan, sekaligus menegaskan persatuan nasional.
Sejak mengambil alih kekuasaan, Presiden Sharaa mendorong perubahan besar dalam arah politik Suriah. Ia menjalin hubungan baru dengan Amerika Serikat dan berhasil mendapatkan dukungan negara-negara Teluk, sambil menjauh dari sekutu lama Presiden Bashar al-Assad, yakni Iran dan Rusia. Sejumlah sanksi Barat yang sebelumnya melumpuhkan ekonomi negara itu juga telah banyak dicabut.
Sharaa berjanji menggantikan negara polisi yang brutal di era Assad dengan tatanan yang lebih inklusif dan adil. Namun, ratusan orang tewas dalam serangkaian bentrokan sektarian yang memicu gelombang pengungsian baru dan meningkatkan ketidakpercayaan kelompok minoritas terhadap pemerintahannya, sementara ia masih berupaya membawa seluruh wilayah Suriah kembali di bawah otoritas Damaskus.