Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 9 December 2025 11:27
Istanbul: Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Senin, 8 Desember, menepis kemungkinan adanya konsensi teritorial di bawah rencana perdamaian 20 poin yang didukung Amerika Serikat (AS). Ia menekankan, bahwa Ukraina tidak berhak melepaskan wilayahnya dan menolak usulan untuk menukar tanah dengan jaminan keamanan.
"Dulu ada 28 titik, sekarang tinggal 20. Kami telah menyelaraskan arah ini dan sejujurnya, titik-titik non-Ukraina telah dihapus," ujar Zelensky kepada wartawan melalui panggilan video, seperti dikutip Interfax-Ukraina, melalui Anadolu, Selasa, 9 Desember 2025.
Ia menegaskan bahwa belum ada kompromi yang dicapai terkait masalah teritorial.
Zelensky menekankan, bahwa pertanyaan tentang menukar wilayah dengan jaminan keamanan tidak ada di meja perundingan, seraya mengutip Konstitusi Ukraina, hukum internasional, dan kewajiban moral untuk mempertahankan tanahnya. Ia juga menegaskan, bahwa Kyiv menentang segala upaya untuk mengecualikan AS dari proses perdamaian, dan mengatakan Ukraina menghargai dukungan militer Washington dan tekanan berkelanjutan terhadap Rusia.
“Eropa, mitra kami, memang kuat, tetapi PURL adalah peluang untuk membeli dari AS senjata-senjata yang sayangnya tidak dimiliki Eropa,” ujar Zelensky, seperti dikutip Anadolu, Selasa 9 Desember 2025. Ia menambahkan, bahwa Trump memiliki visinya sendiri untuk mengakhiri perang yang berbeda dari Ukraina, seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak masih terpecah mengenai masa depan Donbas dan wilayah pendudukan lainnya.
Saat ini, Zelensky berada di London untuk pembicaraan tingkat tinggi dengan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman, Friedrich Merz. Pejabat Eropa mengatakan putaran baru sanksi Uni Eropa dan AS mulai merugikan ekonomi Rusia, memberi Ukraina pengaruh tambahan sementara diskusi terus berlanjut.
Pertemuan tersebut menekankan posisi Eropa bahwa setiap gencatan senjata harus adil dan abadi, seraya Zelensky menekankan bahwa tindakan terkoordinasi dengan Eropa dan AS sangat penting saat pembicaraan memasuki tahap sensitif. Pemimpin Ukraina itu juga mengonfirmasi, bahwa ia sedang mempertimbangkan Menteri Pertahanan Denys Shmyhal atau Wakil Perdana Menteri Pertama Mykhailo Fedorov untuk jabatan Kepala Kantor Kepresidenan.
Jabatan tersebut kosong setelah pengunduran diri Andriy Yermak, yang rumahnya digeledah sebagai bagian dari penyelidikan korupsi.
"Saya punya pilihan untuk Menteri Shmyhal atau Menteri Fedorov, tetapi ada tantangan di sini karena Rada harus mencopot mereka sebelum mereka diangkat, dan kami tidak ingin ini seperti permainan Jenga, di mana anda menarik satu bagian dan semuanya berantakan," kata Zelensky.
Zelensky menambahkan, bahwa ia akan berangkat dari London ke Italia pada malam hari. Sementara itu, menurut laporan media Italia, ia direncanakan mengunjungi Roma sebagai hasil dari panggilan telepon dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
(Kelvin Yurcel)