Foto dari rekaman CCTV memperlihatkan sosok diduga pelaku penembakan di Brown University, Rhode Island pada Sabtu, 13 Desember 2025. (Providence Police)
Willy Haryono • 14 December 2025 15:18
Providence: Sedikitnya dua orang tewas dan sembilan lainnya mengalami luka kritis dalam penembakan yang terjadi di Brown University, Providence, Rhode Island, Amerika Serikat (AS) pada Sabtu, 13 Desember. Hingga beberapa jam setelah perintah darurat shelter in place dikeluarkan, pelaku masih belum tertangkap.
Aparat kepolisian menyebar di seluruh area kampus hingga ke lingkungan permukiman elit di sekitarnya yang dipenuhi rumah-rumah bata bersejarah, menyisir gedung akademik, halaman belakang, dan teras rumah hingga larut malam. Penembakan pertama kali dilaporkan terjadi pada sore hari.
Wakil Kepala Kepolisian Providence, Timothy O’Hara, mengatakan pelaku adalah “seorang pria berpakaian serba hitam." Ia diduga keluar dari gedung Barus and Holley di kawasan kampus yang berada di Hope Street, lokasi terjadinya penembakan. O’Hara menegaskan pihak berwenang “menggunakan seluruh sumber daya yang ada untuk menemukan pelaku."
Dikutip dari Guardian, Minggu, 14 Desember 2025, polisi merilis rekaman video pria yang dicurigai sebagai pelaku penembakan pada Sabtu malam. Sejumlah saksi melaporkan pria tersebut, yang diperkirakan berusia sekitar 30-an tahun, kemungkinan mengenakan masker kamuflase.
Presiden Brown University, Christina Paxson, mengonfirmasi bahwa 10 orang yang tertembak merupakan mahasiswa, termasuk dua korban tewas. Pihak berwenang juga menyebutkan satu orang lainnya mengalami luka akibat serpihan tembakan.
Sebelumnya, pejabat sempat menyatakan seorang tersangka telah ditahan, namun kemudian dikoreksi bahwa hal tersebut tidak benar dan perburuan pelaku masih berlangsung.
Wali Kota Providence, Brett Smiley, mengatakan kepada CNN bahwa pintu gedung teknik dan fisika tidak terkunci karena banyak ujian akhir semester tengah berlangsung di lokasi tersebut. “Berdasarkan informasi dari pihak Brown, siapa pun bisa mengakses gedung itu pada saat kejadian,” ujarnya.
“Kita tinggal sekitar satu setengah minggu lagi menuju Natal. Dan hari ini dua orang meninggal dunia serta delapan lainnya dirawat di rumah sakit,” kata Smiley sebelumnya pada malam hari. “Tolong doakan keluarga para korban.”
Brown University terletak di College Hill, Providence, ibu kota negara bagian Rhode Island. Kampus ini memiliki ratusan bangunan, termasuk ruang kuliah, laboratorium, dan asrama.
Gubernur Rhode Island Daniel McKee menyatakan bahwa “hal yang tak terpikirkan telah terjadi.”
“Ini adalah hari yang tidak pernah diharapkan siapa pun, namun kini terjadi,” ujar Paxson kepada wartawan.
“Kami tahu komunitas kami menginginkan jawaban, dan kami akan memberikannya sesegera mungkin. Untuk saat ini, ketahuilah bahwa kami melakukan segala upaya untuk menjaga keselamatan komunitas kami serta telah mengerahkan dukungan bagi para mahasiswa dan keluarga mereka,” tambahnya.
Pencarian pelaku terhambat karena pusat kota Providence dipadati pembeli menjelang liburan dan ribuan orang yang menghadiri konser, menurut laporan media lokal. Aparat penegak hukum federal serta kepolisian dari kota dan wilayah sekitar turut membantu pencarian. Sejumlah tempat di seluruh kota juga dilaporkan meningkatkan pengamanan.
Dalam pernyataannya kepada wartawan di Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dirinya telah “mendapat pengarahan penuh” terkait insiden tersebut.
“Ini adalah hal yang sangat mengerikan. Dan yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah berdoa untuk para korban dan mereka yang terluka parah,” ujarnya. “Kami akan memberi informasi lebih lanjut nanti. Ini sungguh memalukan. Tolong berdoa.”
Jaksa Agung AS Pam Bondi menulis di platform X bahwa agen FBI dan ATF “telah berada di lokasi penembakan tragis di Brown University, Rhode Island. Mohon doakan semua pihak yang terlibat.”
Insiden tersebut dilaporkan terjadi di dekat gedung Barus and Holley, bangunan tujuh lantai yang menjadi pusat Fakultas Teknik dan Departemen Fisika, menurut situs resmi universitas. Gedung ini memiliki 117 laboratorium, 150 kantor, 15 ruang kelas, dan 29 fasilitas penelitian.
Seorang mahasiswa Brown bernama Chiang-Heng Chien mengatakan kepada media lokal bahwa ia sedang bekerja di laboratorium bersama tiga mahasiswa lain ketika menerima pesan darurat terkait penembak aktif yang berada sekitar satu blok dari lokasi mereka. Mereka bersembunyi di bawah meja selama sekitar dua jam, katanya.
Mahasiswa tingkat akhir jurusan biokimia, Alex Bruce, mengaku tengah mengerjakan proyek riset akhir semester di asramanya yang berada tepat di seberang gedung tersebut ketika mendengar sirene dan menerima pesan peringatan penembak aktif sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
“Saya gemetar di dalam sini,” katanya, sambil melihat ke luar jendela saat sejumlah polisi bersenjata lengkap mengepung asramanya. Ia mengaku khawatir terhadap seorang temannya yang diduga berada di dalam gedung teknik saat kejadian.
Brown University merupakan institusi pendidikan swasta nirlaba anggota Ivy League, dengan sekitar 7.300 mahasiswa sarjana dan lebih dari 3.000 mahasiswa pascasarjana, menurut situs resminya. Sabtu tersebut merupakan hari kedua pelaksanaan ujian akhir semester gugur.
Baca juga: Seorang Mahasiswa Tewas dalam Insiden Penembakan di Universitas Kentucky