Bendera ISIS Disebut Ditemukan di TKP Penembakan Bondi Beach

Polisi berjaga di tempat penembakan. (John Gunn/ABC News)

Bendera ISIS Disebut Ditemukan di TKP Penembakan Bondi Beach

Riza Aslam Khaeron • 15 December 2025 11:05

Sydney: Bendera yang dikaitkan dengan kelompok teroris Islamic State (IS/ISIS) ditemukan di lokasi penembakan massal di Bondi Beach, Sydney. Melansir ABC Australia, pejabat senior menyebut dua bendera ISIS ditemukan di dalam mobil pelaku, dan salah satunya terlihat di atas kap mobil melalui rekaman dari lokasi kejadian.

Polisi mengungkap bahwa dua pelaku penembakan merupakan ayah dan anak: Naveed Akram (24) dan Sajid Akram (50). Peristiwa terjadi pada Minggu sore saat keduanya menembaki kerumunan dalam acara "Chanukah by the Sea" yang memperingati hari pertama festival Yahudi.

ABC Australia melaporkan 15 orang tewas. Sajid Akram juga dilaporkan tewas dalam baku tembak dengan polisi, sementara Naveed Akram kini dirawat di rumah sakit dalam penjagaan ketat.

Menurut informasi yang dihimpun ABC Australia dari pejabat senior yang tidak disebutkan namanya, penyidik dari Joint Counter Terrorism Team (JCTT) meyakini bahwa keduanya telah menyatakan sumpah setia kepada ISIS.

JCTT merupakan satuan gabungan yang terdiri dari ASIO, Kepolisian Negara Bagian New South Wales (NSW Police), Kepolisian Federal Australia (AFP), dan NSW Crime Commission.

Aparat bersenjata lengkap melakukan penggerebekan pada Minggu malam di rumah keluarga Akram di Bonnyrigg, Sydney Barat Daya, serta sebuah properti AirBnB di Campsie, tempat mereka sebelumnya menginap.

Selain menyita senjata api dari lokasi kejadian, polisi juga menemukan dua alat peledak rakitan (improvised explosive devices) dalam mobil di Campbell Parade, tak jauh dari Bondi.

Latar belakang keamanan para pelaku kini menjadi sorotan publik. Melansir ABC Australia, salah satu pelaku pernah diperiksa oleh badan intelijen domestik Australia (ASIO) pada 2019, karena diduga memiliki hubungan dengan sel teroris IS yang berbasis di Sydney.

Menurut pejabat senior JCTT, pemeriksaan tersebut dilakukan setelah pihak berwenang menggagalkan rencana serangan teror oleh kelompok tersebut.
 

Baca Juga:
Polisi Australia Sebut Ayah dan Anak sebagai Pelaku Penembakan Massal di Bondi

ASIO mulai mencermati Naveed Akram tidak lama setelah penangkapan Isaac El Matari di Sydney pada Juli 2019. El Matari kemudian dihukum tujuh tahun penjara atas rencana pemberontakan ISIS di Australia sebagai komandan ISIS di negara tersebut.

Kepala ASIO, Mike Burgess, menyampaikan pada Minggu bahwa salah satu dari dua pelaku telah dikenal oleh lembaganya, tanpa menyebut nama secara spesifik.

"Salah satu dari individu ini sudah dikenal oleh kami," ujar Mike Burgess.

Komisaris NSW Police, Mal Lanyon, menyatakan bahwa ayah Naveed memegang lisensi senjata api selama sepuluh tahun. Ia memiliki enam senjata api terdaftar atas namanya, dan seluruhnya diyakini telah diamankan dari lokasi penembakan.

"Ia memiliki enam senjata api yang terdaftar atas namanya," ucap Mal Lanyon.

Pasca-serangan, polisi menyatakan akan menurunkan 328 personel tambahan di sekitar rumah ibadah di Sydney pada Senin dalam operasi bertajuk Operation Shelter. Kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.

Naveed Akram sempat menempuh pendidikan selama satu tahun di Al Murad Institute, Western Sydney. Lembaga tersebut kemudian mengecam keras aksi penembakan.

Pendiri institut, Adam Ismail, menyatakan tidak memiliki kaitan apa pun dengan insiden tersebut dan menyampaikan kecaman tegas terhadap kekerasan yang terjadi.

"Saya mengutuk aksi kekerasan ini tanpa ragu sedikit pun," kata Adam Ismail.

Sedangkan dari pemerintah Australia, Perdana Menteri, Anthony Albanese, menyebut insiden penembakan tersebut sebagai tindakan terorisme bermotif antisemitisme.

"Apa yang kita saksikan kemarin adalah tindakan kejahatan murni," tegas Anthony Albanese.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Arga Sumantri)