Israel Disebut Ciptakan Kondisi Baru di Gaza Jelang Kedatangan Pasukan ISF

Kerusakan akibat serangan israel di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Israel Disebut Ciptakan Kondisi Baru di Gaza Jelang Kedatangan Pasukan ISF

Willy Haryono • 23 November 2025 20:09

Tel Aviv: Israel disebut tengah berupaya membentuk "kondisi baru" di Jalur Gaza sebelum pasukan stabilisasi internasional (ISF) ditempatkan di wilayah tersebut, menurut laporan harian Israel Yedioth Ahronoth pada Minggu, 23 November 2025. Upaya itu dilakukan karena Tel Aviv diperkirakan tidak lagi dapat melakukan serangan harian seperti yang mereka lakukan di Lebanon setelah pasukan asing hadir.

Dalam laporannya, Yedioth Ahronoth menyebut Israel “berlomba menciptakan kondisi di lapangan sebelum pasukan asing tiba, karena respons terhadap setiap pelanggaran akan menjadi lebih sensitif setelah pasukan internasional ditempatkan.”

Dikutip dari Antara, surat kabar itu menambahkan bahwa Israel ingin menerapkan “model Lebanon” di Gaza, namun situasinya dinilai jauh lebih kompleks.

Sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober, militer Israel telah menewaskan sedikitnya 342 warga Palestina dan melukai 875 lainnya di Gaza. Harian tersebut juga menyoroti tekanan dari Washington yang mendorong beralih ke fase kedua kerangka gencatan senjata. Israel menolak desakan itu, dengan alasan Hamas belum mengembalikan jenazah tiga sandera yang tewas.

Sejauh ini, Hamas telah membebaskan 20 sandera Israel dalam kondisi hidup dan menyerahkan 27 dari 28 jenazah yang tercatat dalam daftar. Namun Israel mengklaim satu jenazah tidak sesuai dengan daftar sandera mereka.

Laporan itu menyebut Israel kini menerapkan kebijakan merespons keras setiap pelanggaran di Gaza untuk menunjukkan bahwa Hamas tidak akan diberi ruang memulihkan kekuatan militernya.

Fase kedua gencatan senjata mencakup pelonggaran kondisi di Gaza, termasuk pembukaan kembali Perlintasan Rafah, peningkatan bantuan kemanusiaan, mobilitas warga, serta penarikan pasukan Israel ke garis baru setelah terbentuk otoritas pengelola wilayah.

Yedioth Ahronoth menambahkan bahwa setelah pasukan stabilisasi internasional terbentuk—yang telah disetujui Dewan Keamanan PBB—tekanan untuk melanjutkan ke fase berikutnya diperkirakan semakin kuat. Pasukan asing, yang kemungkinan berasal dari negara-negara Arab dan Muslim, diperkirakan tiba dalam beberapa pekan untuk menjalani pelatihan.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 70.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Lebih dari 170.000 orang lainnya terluka, sementara sebagian besar wilayah Gaza hancur.

Fase pertama gencatan senjata meliputi pembebasan sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina, serta rencana pembangunan kembali Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa melibatkan Hamas.

Baca juga:  MER-C Siap Salurkan Ribuan Paket Bantuan Musim Dingin ke Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)