Al-Qaeda Kecam Trump dan Musk atas Perang Gaza, Janjikan 'Serangan Balasan'

Elon Musk dan Donald Trump di Kantor Oval, 11 Februari 2025. (EFE-EPA / Aaron Schwartz / POOL / FILE)

Al-Qaeda Kecam Trump dan Musk atas Perang Gaza, Janjikan 'Serangan Balasan'

Riza Aslam Khaeron • 8 June 2025 17:17

Sana'a: Pemimpin Al-Qaeda di Yaman, Saad bin Atef al-Awlaki, melontarkan ancaman langsung terhadap Presiden AS Donald Trump dan miliarder teknologi Elon Musk, sebagai respons atas dukungan Amerika Serikat terhadap perang Israel di Gaza.

"Tidak ada garis merah setelah apa yang telah dan sedang terjadi pada rakyat kami di Gaza," ujar al-Awlaki dalam video berdurasi 30 menit yang disebarkan oleh para pendukung Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), melansir Al-Jazeera, Sabtu, 7 Juni 2025.

Al-Awlaki menegaskan bahwa "pembalasan adalah sah", merujuk pada serangan terhadap simbol-simbol AS dan Israel atas kehancuran yang dialami warga Palestina.

Dalam pesannya, ia juga menyerukan kepada para "serigala tunggal" untuk melakukan pembunuhan terhadap para pemimpin di Mesir, Yordania, dan negara-negara Teluk Arab.

Pesan video itu menyertakan gambar Trump, Musk, Wakil Presiden AS JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, serta logo perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk Tesla. Pesan tersebut menandai eskalasi signifikan dalam retorika kelompok militan terhadap para tokoh AS yang dianggap mendukung serangan Israel.

Al-Awlaki, yang menjadi pemimpin AQAP sejak 2024 menggantikan Khalid Batarfi, saat ini menjadi buronan dengan imbalan $6 juta dari pemerintah AS. Washington menyatakan bahwa ia telah "secara terbuka menyerukan serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya."

AQAP merupakan faksi gabungan Al-Qaeda dari Yaman dan Arab Saudi yang terbentuk sejak 2009. Meskipun sempat dianggap melemah akibat konflik internal dan serangan drone AS, AQAP tetap dipandang sebagai salah satu cabang Al-Qaeda yang paling aktif dan berbahaya pasca tewasnya Osama bin Laden.

Kelompok ini disebut memiliki 3.000 hingga 4.000 anggota aktif dan pasif, berdasarkan laporan pakar PBB, dan mendapatkan dana melalui perampokan bank, penyelundupan senjata, pemalsuan uang, hingga penculikan untuk tebusan.

Al-Awlaki juga berusaha menyaingi popularitas kelompok Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman. Houthi sendiri telah mendapat sorotan luas karena melancarkan serangan rudal terhadap Israel dan kapal dagang di Laut Merah, sebagai bentuk dukungan terhadap Gaza.

"Saat kelompok Houthi meraih simpati sebagai pemimpin 'perlawanan dunia Arab dan Muslim' terhadap Israel, al-Awlaki mencoba menyaingi dominasi mereka dengan menampilkan dirinya sebagai pihak yang juga peduli pada situasi Gaza," ujar analis keamanan Yaman, Mohammed al-Basha, seperti dikutip Al-Jazeera.
 

Baca Juga:
Dari Kasus Epstein sampai Sebabkan Resesi, Ini Sindiran dan Tuduhan Elon Musk kepada Trump
 

Perseteruan Elon Musk dan Donald Trump

Menariknya, ancaman terhadap Trump dan Musk datang di tengah memanasnya hubungan keduanya. Dalam wawancara di Gedung Putih pada Sabtu, 7 Juni 2025, Trump mengancam Musk dengan "konsekuensi serius" jika sang miliarder mencoba menghukum anggota Partai Republik yang mendukung rancangan undang-undang pengeluaran kontroversial.

"Dia akan menghadapi konsekuensi yang sangat serius jika melakukan itu," ujar Trump.

Hubungan keduanya, yang sebelumnya akrab, retak setelah Musk menyebut RUU pengeluaran Trump sebagai "aib" dan diduga mendanai penantang politik terhadap anggota Partai Republik pro-RUU. Trump kemudian menyebut Musk sebagai sosok yang "tidak hormat" dan menyatakan tidak berniat berbicara lagi dengannya.

Ketegangan makin meningkat ketika Musk, melalui platform X miliknya, menuding Trump terlibat dalam dokumen rahasia terkait Jeffrey Epstein. Namun, unggahan tersebut kemudian dihapus. Trump membalas bahwa tuduhan itu adalah "berita lama" dan menyangkal keterlibatan apa pun.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)