Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Eko Nordiansyah • 21 August 2025 17:32
Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI) mendorong pasar tradisional beralih ke sistem pembayaran digital demi menciptakan transaksi yang lebih cepat, aman, dan transparan dengan menggelar Lomba Digitalisasi Pasar.
Dari 153 pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya, sebanyak 20 pasar tradisional dijadikan lokasi percontohan. Pasar-pasar tersebut dipilih secara acak dengan mempertimbangkan klasifikasi (kelas A, B, dan C) serta jumlah tempat usaha yang aktif untuk bersaing dalam beberapa kategori, yakni program literasi teraktif, digitalisasi keuangan terbaik, dan akses keuangan termasif.
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan, saat ini pemakaian QRIS di pasar tradisional meningkat signifikan. Apalagi dengan status Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional, ia berharap digitalisasi transaksi di pasar tradisional ini dapat mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih baik sehingga dampaknya dirasakan banyak pihak.
“Karena itu saya mengapresiasi perbankan, BI, OJK, serta Pasar Jaya yang sudah berkolaborasi. Hasilnya luar biasa, penggunaan QRIS di 20 pasar meningkat hampir 47 persen, NPWP pedagang juga naik signifikan, dan transaksi e-commerce melonjak lebih dari 40 persen,” kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 21 Agustus 2025.
Baca juga:
Payment ID Mesti Dirancang dengan Keamanan Berlapis |
(Bank Jakarta raih penghargaan pada ajang Lomba Digitalisasi Pasar. Foto: Dok istimewa)
Bank Jakarta raih penghargaan pada ajang Lomba Digitalisasi Pasar yang turut diikuti BCA, Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Bank Jakarta memperoleh tiga kategori penghargaan sekaligus, di antaranya sebagai Mitra Perbankan Terbaik Kategori Pasar B (Pasar Koja) dan Pasar A (Pasar Mayestik), serta sebagai Mitra Bank Literasi Keuangan Terbaik Kedua.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada Bank Jakarta. Ia juga mengungkapkan, Bank Jakarta menjadikan Lomba Digitalisasi Pasar ini sebagai ajang untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan.
“Upaya ini tidak hanya menghadirkan kemudahan transaksi melalui QRIS dan EDC, tetapi juga membuka akses yang lebih luas bagi para pelaku UMKM untuk masuk dalam sistem keuangan formal. Bank Jakarta berkomitmen menjadikan digitalisasi sebagai fondasi pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan,” ujar Agus.
Kepala Pasar Mayestik Dewi Ratna Furi menyambut baik berbagai upaya literasi keuangan yang dilakukan oleh industri perbankan, terutama Bank Jakarta yang ditunjuk sebagai mitra utama Pasar mayestik dalam melakukan digitalisasi. Ia bersyukur Pasar Mayestik menerima penghargaan kategori “Pasar Digital Terbaik Tipe A” pada ajang ini.
“Kolaborasi antara Pasar Mayestik dan Bank Jakarta dalam ajang Lomba Digitalisasi Pasar merupakan langkah yang sangat positif dan strategis. Ini bukan sekadar tren, tapi sebuah kebutuhan untuk memastikan pasar tradisional tetap relevan dan berdaya saing di tengah era ekonomi digital,” ungkap Dewi.
Sekretaris Perusahaan Bank Jakarta Arie Rinaldi mengatakan, Bank Jakarta akan terus meningkatkan kolaborasi dengan Pasar Jaya serta mendorong digitalisasi pasar ke depannya. Ia bahkan menyebut ajang ini menjadi momentum ke depan bagi Bank Jakarta untuk mendorong digitalisasi pasar-pasar di seluruh Jakarta.
“Kami meyakini digitalisasi pasar akan berdampak positif terhadap pemberdayaan UMKM dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ungkapnya.