Pergerakan Tanah di Purwakarta Terjadi Sejak Mei

Kepala PVMBG, P. Hadi Wijaya, sedang menunjukkan titik pusat pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Metrotvnews.com/ Roni Kurniawan

Pergerakan Tanah di Purwakarta Terjadi Sejak Mei

Roni Kurniawan • 18 June 2025 12:57

Bandung: Pergerakan tanah yang terjadi di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, telah terjadi sejak Mei 2025. Hal itu berdasarkan hasil kajian sementara yang dilakulan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di lokasi kejadi pergerakan tanah Desa Pasirmunjul.

Menurut Kepala PVMBG, P. Hadi Wijaya, pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul terjadi secara berkelanjutan pada Mei, April hingga Juni saat ini. Pergerakan tanah pun hingga kini semakin meluas mencapai 2 hektare yang mengakibatkan 249 jiwa dari 81 kepala harus direlokasi karena berada di wilayah tersebut.

"Sebetulnya tidak hanya terjadi di bulan Juni, tapi juga laporan dari tim itu telah terjadi di bulan April dan Mei. Dan kami sudah membuat surat tanggapan kepada para stakeholder termasuk kepada BPBD dan BNPB dan juga para stakeholder dan yang lain termasuk ke media. Yang artinya bahwa proses kejadian gerakan tanah ini berlangsung secara continue dalam tiga bulan ini," kata Hadi di Kota Bandung, Rabu, 18 Juni 2025.
 

Baca: Pemkab Purwakarta Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana di Pasirmunjul
 
Hadi menjelaskan pergerakan tanah di wilayah tersebut cenderung ke arah timur laut. Namun pihaknya masih akan melakukan kajian hingga tuntas terfokus pada titik atau pusat pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul.

"Dan memang kalau dari laporan yang masuk ke kami pada hari ini menunjukkan bahwa arah gerakan tanah itu menuju ke arah timur laut," jelasnya.

Pergerakan tanah tersebut pun, lanjutnya, dampak dari curah hujan yang tinggi dalam beberapa bulan terakhir di Jawa Barat terutama Purwakarta. Hal itu mengakibatkan akumulasi air hujan menyerap dan memberikan dampak terhadap bebatuan di area tersebut.

"Jadi informasi yang kami terima bahwa bisa jadi akumulasi air hujan itu tidak hanya terjadi pada skala minggu yang lalu, tetapi juga bisa menjadi akumulasi di bulan April dan Mei. Sehingga menjadi akumulasi dari air yang memberikan dampak akumulasi air yang ada di batuan yang bersifat vulkanik dan tuf," ungkapnya.

Hingga kini pun tim dari PVMBG masih melakukan kajian di lokasi kejadian pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul. Termasuk potensi mitigasi yang harus dilakukan pemerintah terhadap warga yang tinggal di wilayah tersebut.

"Kami merekomendasikan bahwa rumah-rumah yang rusak berat itu sebaiknya dihindari untuk diperbaiki karena khawatir ada gerakan tanah lanjutan. Nah kemudian jika masyarakat melihat ada sumber mata air yang hilang atau terjadi perubahan dari jernih ke keruh, itu bisa menjadi indikasi adanya retakan baru," ujarnya.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)