Selain Hidrometeorologi, BNPB Imbau Masyarakat Waspada Angin Puting Beliung Selama Musim Pancaroba

Ilustrasi. Foto: Medcom

Selain Hidrometeorologi, BNPB Imbau Masyarakat Waspada Angin Puting Beliung Selama Musim Pancaroba

Atalya Puspa • 16 April 2025 21:10

Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut angin puting beliung berpotensi terjadi saat Indonesia memasuki musim pancaroba. Masyarakat diminta waspada.

“Masyarakat dan pemerintah daerah kami imbau untuk tetap siap siaga dan waspada. Potensi bahaya yang mungkin dihadapi selama pancaroba antara lain angin puting beliung,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari saat dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 16 April 2025.

Selain puting beliung, Abdul menyampaikan potensi bencana yang masih mengancam yaitu hidrometeorologi. Pasalnya, bencana yang disebabkan curah hujan yang tinggi itu masih terjadi di sejumlah wilayah dalam beberapa waktu terakhir.

Sejumlah kejadian dalam beberapa hari terakhir, mulai dari Jawa Timur hingga Riau. Salah satunya peristiwa tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Selasa, 15 April 2025.

Dia menyebut wilayah terdampak berada di Desa Kadur dan Pamoroh, Kecamatan Kadur. Meski tidak ada korban jiwa, sebanyak tujuh rumah mengalami kerusakan ringan. Fasilitas pendidikan dan tempat usaha juga turut terdampak, serta jaringan listrik sempat terputus. 

"Kondisi wilayah kecamatan terdampak saat ini sudah kembali kondusif," ungkap dia.
 

Baca juga: 

Bencana Hidrometeorologi Masih Mendominasi, BNPB Imbau Masyarakat Waspada


Bencana hidrometeorologi berupa banjir juga terpantau terjadi di wilayah timur Indonesia. Di antaranya, banjir melanda Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, khususnya di Kecamatan Banawa Selatan. 

Banjir yang terjadi pada Selasa, 15 April 2025, malam, itu menyebabkan 187 kepala keluarga terdampak. Banjir juga dilaporkan terjadi di Parigi Moutong dan telah surut, namun tidak tanpa dampak. Sebanyak 574 rumah terendam, satu fasilitas pendidikan terdampak, serta dua jembatan putus.

Sementara itu, wilayah Riau menjadi salah satu daerah yang cukup parah terdampak banjir. Di Kabupaten Rokan Hilir, dua desa di Kecamatan Rantau Kopar terendam banjir, dengan 229 kepala keluarga atau 916 jiwa terdampak. 

"Selain rumah warga, delapan fasilitas umum dan jalan sepanjang dua kilometer turut terdampak. Hingga hari ini, banjir belum menunjukkan tanda-tanda surut," sebut dia.

Banjir juga masih berlangsung di Kabupaten Indragiri Hilir sejak pertengahan Maret lalu. Wilayah seperti Kecamatan Batang Tuaka masih tergenang dengan tinggi muka air bervariasi antara 25 hingga 45 sentimeter. Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat sejak 20 Maret hingga 18 April 2025. 

Banjir juga terjadi di di Kabupaten Kuantan Singingi. Meskipun air mulai surut, sebanyak 134 kepala keluarga atau 536 jiwa sempat terdampak di Kecamatan Singingi Hilir.

Kondisi lebih stabil tercatat di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang sebelumnya dilanda tanah longsor. Penanganan darurat telah selesai dilakukan oleh BPBD bersama unsur terkait. 

Tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Namun enam rumah, satu tempat usaha, dan dua titik jalan desa mengalami dampak.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)