Menteri Israel: Hamas Harus Tinggalkan Gaza dan Serahkan Senjata

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich. Foto: EFE

Menteri Israel: Hamas Harus Tinggalkan Gaza dan Serahkan Senjata

Fajar Nugraha • 18 February 2025 12:32

Yerusalem: Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, menegaskan bahwa kelompok Hamas harus segera menyerahkan senjata dan meninggalkan Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan pada Senin 17 Februari 2025 menjelang pertemuan kabinet untuk membahas fase berikutnya dari gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Dalam sebuah pernyataan video, Smotrich menyatakan bahwa ia akan "menuntut pemungutan suara" oleh para menteri terkait rencana yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump. Ia juga menekankan perlunya Israel mengeluarkan ultimatum tegas kepada Hamas.

"Israel harus memberikan ultimatum yang jelas kepada Hamas, segera bebaskan semua sandera, tinggalkan Gaza untuk negara lain, dan serahkan semua senjata mereka," ujar Smotrich. 

"Jika Hamas menolak ultimatum ini, Israel akan membuka gerbang neraka," tambahnya, mengutip frasa yang sebelumnya digunakan oleh Presiden Trump dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa 18 Februari 2025.

Smotrich dikenal sebagai penentang kuat penghentian perang dan telah mengancam akan keluar dari koalisi pemerintahan Netanyahu jika perang tidak kembali dilanjutkan setelah tahap pertama gencatan senjata berakhir.

Rencana yang diajukan Trump sejauh ini tidak memiliki rincian yang jelas, tetapi telah memicu kecaman luas di tingkat internasional, terutama terkait usulan untuk merelokasi warga Palestina ke negara lain seperti Mesir dan Yordania sebagai bagian dari skema "pengambilalihan" Gaza oleh AS.

Smotrich menegaskan bahwa Israel harus melakukan "penaklukan total" atas Gaza. Menurut laporan media Israel, kabinet keamanan negara itu telah mengadakan pertemuan pada Senin malam untuk membahas kelanjutan dari gencatan senjata yang telah berlangsung sejak 19 Januari.

Kondisi Gaza pascaperang

Lebih dari 15 bulan perang telah menyebabkan kehancuran besar di Gaza. Menurut data PBB, lebih dari 69 persen bangunan di wilayah tersebut mengalami kerusakan atau hancur, sementara hampir seluruh penduduknya mengungsi dan mengalami krisis pangan yang parah.

Smotrich menegaskan sikap kerasnya terhadap Hamas.  "Ini adalah pertarungan antara mereka dan kita. Kita harus menghancurkan Hamas, atau sebaliknya, mereka yang akan menghancurkan kita," tegasnya.

Ia juga mendesak Netanyahu untuk menetapkan langkah-langkah tegas setelah perang dilanjutkan. 

"Setelah tahap pertama gencatan senjata berakhir, Israel harus segera merebut 10 persen wilayah Gaza, menegakkan kedaulatan penuh di sana, dan menerapkan hukum Israel," katanya.

Selain itu, Smotrich menegaskan bahwa Israel harus segera menghentikan semua bantuan kemanusiaan ke Gaza jika pertempuran kembali berlanjut. Ia juga menambahkan bahwa dalam rencana yang sedang disusun, penduduk Gaza akan diizinkan meninggalkan wilayah tersebut tetapi "hanya satu arah tanpa ada kemungkinan kembali."

"Kehilangan wilayah adalah satu-satunya harga berat yang bisa dipahami oleh musuh kita dan hanya itu yang akan membuat mereka sadar bahwa kita serius," tambahnya.

Sejak fase pertama gencatan senjata dimulai bulan lalu, sebanyak 19 sandera Israel telah dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran dengan lebih dari 1.100 tahanan Palestina. Dari total 251 orang yang disandera dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang ini, sebanyak 70 orang masih berada di Gaza, termasuk 35 yang menurut militer Israel telah meninggal dunia.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)