Reaksi Global atas Kesepakatan Gencatan Senjata Hizbullah-Israel

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell. (Anadolu Agency)

Reaksi Global atas Kesepakatan Gencatan Senjata Hizbullah-Israel

Willy Haryono • 27 November 2024 15:36

Brussels: Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyambut baik gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon, menggambarkannya sebagai "kelegaan dalam situasi yang menghancurkan di Timur Tengah." Gencatan senjata Israel-Hizbullah mulai diterapkan hari Rabu ini, 27 November 2024.

Dalam pernyataan di media sosial X, Borrell memuji Prancis dan Amerika Serikat (AS) atas upaya mediasi mereka dalam mengamankan kesepakatan tersebut.

"Kesepakatan gencatan senjata di Lebanon merupakan kelegaan dari situasi yang menghancurkan di Timur Tengah. Saya ingin memuji Prancis dan AS atas mediasi mereka," tulisnya, mengutip dari Anadolu Agency.

Borrell menekankan pentingnya memastikan keberlangsungan gencatan senjata guna melindungi kehidupan warga negara di Lebanon dan Israel serta memfasilitasi pemulangan yang aman bagi para pengungsi internal (IDP).

"Sekarang sangat penting bahwa gencatan senjata dipertahankan," tambahnya.

Borrell menggarisbawahi kebutuhan penting untuk implementasi penuh Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1701 (UNSCR 1701), yang menguraikan langkah-langkah untuk menjaga perdamaian dan keamanan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.

Dalam seruannya yang tajam kepada para pemimpin politik Lebanon, ia menegaskan kembali seruan Uni Eropa untuk pemilihan presiden, dan menekankan urgensi mengatasi kelumpuhan politik berkepanjangan di negara itu.

Ia lebih lanjut menyoroti hak rakyat Lebanon untuk "memperoleh kembali kedaulatan penuh atas urusan negara, tanpa campur tangan eksternal," yang menandakan kekhawatiran Eropa atas pengaruh asing dalam politik dalam negeri Lebanon.

Reaksi global lainnya

Presiden AS dan Prancis, Joe Biden dan Emmanuel Macron, mengeluarkan pernyataan bersama.

"Hari ini, setelah berminggu-minggu diplomasi yang tak kenal lelah, Israel dan Lebanon telah menerima penghentian permusuhan antara Israel dan Lebanon," kata pernyataan itu.

"Pengumuman ini akan menciptakan kondisi untuk memulihkan ketenangan abadi dan memungkinkan penduduk di kedua negara untuk kembali dengan selamat ke rumah mereka di kedua sisi Garis Biru," katanya.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyambut baik pengumuman gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon, dan menyerukan agar kesepakatan tersebut diubah menjadi "solusi politik yang langgeng."

"Kita harus segera melihat kemajuan menuju kesepakatan gencatan senjata di Gaza, pembebasan semua sandera, dan pencabutan pembatasan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan," tambahnya.

Menteri Luar Negeri Irlandia Michael Martin mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Saya menyambut baik pengumuman perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon. Kedua belah pihak harus menggunakan gencatan senjata untuk terlibat secara berarti guna mencapai perdamaian yang langgeng."

Menteri Luar Negeri Belgia Hadja Lahbib juga menanggapi X dengan mengatakan, "Perjanjian gencatan senjata di Lebanon merupakan langkah penting untuk menghentikan eskalasi di Timur Tengah. Kami menyerukan gencatan senjata di seluruh wilayah, termasuk Gaza. Hanya dengan melanjutkan negosiasi untuk solusi dua negara dapat membawa perdamaian. Warga sipil harus dilindungi."

Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon berkata: "Saya menyambut baik pengumuman gencatan senjata yang penting ini. Saya juga berharap gencatan senjata di Gaza dapat segera dilaksanakan, dengan pembebasan semua sandera dan diakhirinya penderitaan luar biasa yang dialami penduduk."

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah "merupakan secercah harapan bagi seluruh kawasan."

"Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah menunjukkan apa yang mungkin dilakukan dengan cara diplomatik: Kami juga sangat membutuhkan gencatan senjata di Gaza sekarang sehingga sandera Jerman dan semua sandera lainnya akhirnya dibebaskan dan penderitaan serta kelaparan ratusan ribu wanita, anak-anak dan pria akhirnya berakhir," tambahnya.

Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares juga berbicara kepada X, mengatakan bahwa pengumuman gencatan senjata di Lebanon merupakan kabar baik bagi perdamaian dan keamanan.

"Sekarang, kita harus bergerak maju dengan penerapan Resolusi 1701," tambahnya.

Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp mengatakan: "Ini adalah langkah penting untuk mengakhiri permusuhan dan de-eskalasi regional."

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, "Pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah merupakan berita yang sangat menggembirakan. Lebanon akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas internal berkat berkurangnya pengaruh Hizbullah."

Kabinet keamanan Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon pada Selasa malam.

Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi bahwa Israel dan Lebanon menyetujui kesepakatan tersebut, yang akan berlaku pada pukul 4 pagi waktu setempat (0200GMT) hari Rabu.

“Kabinet Keamanan, malam ini, dalam pemungutan suara 10-1, menyetujui usulan AS untuk pengaturan gencatan senjata di Lebanon,” kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan. (Antariska)

Baca juga:  Hizbullah dan Israel Sepakati Gencatan Senjata, Berikut 5 Poin Utamanya

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)