Israel Evaluasi Ide Baru dari Hamas untuk Hentikan Perang di Gaza

Pemimpin Hamas Ismael Haniyah. Foto: Anadolu

Israel Evaluasi Ide Baru dari Hamas untuk Hentikan Perang di Gaza

Fajar Nugraha • 4 July 2024 11:34

Tel Aviv: Kelompok pejuang Palestina, Hamas mengatakan pada Rabu 3 Juli 2024 bahwa mereka telah mengirimkan ide baru kepada mediator Qatar yang bertujuan untuk mengakhiri perang Gaza. Sudah sembilan bulan perang antara Palestina berlansung melawan Israel.

Israel mengonfirmasi bahwa mereka sedang "mengevaluasi" "komentar" Hamas tentang kesepakatan untuk membebaskan para sanderanya di wilayah Palestina dan akan membalasnya.

Dengan meningkatnya jumlah korban tewas dan memburuknya kondisi warga Gaza setiap hari, kedua belah pihak berada di bawah tekanan internasional yang meningkat untuk menyetujui gencatan senjata - yang baru-baru ini didasarkan pada peta jalan yang didorong oleh Presiden AS Joe Biden.

Hamas telah menuntut "gencatan senjata permanen dan penarikan penuh" pasukan Israel dari Gaza.

Israel mengatakan, tidak akan ada penghentian permusuhan sampai Hamas membebaskan semua sandera yang ditawan selama serangan 7 Oktober. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga telah berulang kali bersumpah bahwa kampanye Israel di Gaza tidak akan berakhir sampai kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dihancurkan.

Hamas mengatakan Rabu malam bahwa pihaknya berkomunikasi dengan para pejabat dari Qatar, Mesir, dan Turki dengan tujuan untuk mengakhiri konflik.

“Kepala politik Hamas yang berbasis di Qatar, Ismail Haniyeh melakukan kontak dengan saudara-saudara mediator di Qatar dan Mesir mengenai ide-ide yang sedang dibahas oleh gerakan tersebut dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan,” kata kelompok Hamas dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Kamis 4 Juli 2024.

“Komunikasi juga terjadi antara kepala gerakan dan para pejabat di Turki,” imbuh pihak Hamas.

Qatar, yang bekerja sama erat dengan Amerika Serikat, telah memimpin upaya mediasi.

"Kami bertukar beberapa ide dengan saudara-saudara mediator dengan tujuan untuk menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina kami," kata pernyataan Hamas sebelumnya.

Kantor Netanyahu dan dinas intelijen Mossad mengonfirmasi pendekatan baru tersebut hampir seketika.


Atasi kesenjangan perang

Pihak Israel mengatakan, para mediator kesepakatan sandera telah menyampaikan kepada tim perunding pernyataan Hamas mengenai garis besar kesepakatan sandera. Negara Yahudi itu juga sedang mengevaluasi pernyataan tersebut dan akan menyampaikan jawabannya kepada para mediator.

Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut, "Qatar, dalam koordinasi dengan Amerika Serikat, telah terlibat dengan Hamas dan Israel selama beberapa minggu terakhir dalam upaya untuk menjembatani kesenjangan yang tersisa".

Biden mengatakan, rencana yang diusulkannya pada 31 Mei berasal dari Israel. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata selama enam minggu, pertukaran sandera-tahanan, dan pembangunan kembali Gaza.

Ini akan menjadi gencatan senjata pertama sejak jeda pertempuran selama seminggu pada bulan November yang menyebabkan lebih dari 100 sandera dibebaskan dan warga Palestina dibebaskan dari penjara Israel.

Perang dimulai dengan serangan pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka-angka Israel.

Militan Hamas juga menangkap 251 sandera, 116 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 42 orang yang menurut tentara telah tewas.

Serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 37.953 orang, sebagian besar warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas.

Selain kritik internasional, Netanyahu menghadapi tekanan domestik yang kuat untuk mengamankan pembebasan sandera yang tersisa, serta harus bersiap menghadapi potensi konflik dengan Hizbullah di garis depan Lebanon. Namun, ia mengatakan tindakan militer adalah cara terbaik untuk menekan Hamas.

The New York Times minggu ini mengutip pejabat keamanan Israel yang mengatakan para jenderal tinggi melihat gencatan senjata sebagai cara terbaik untuk mengamankan pembebasan sandera yang tersisa, bahkan jika tujuan perang Israel tidak semuanya terpenuhi.

Netanyahu menolak laporan tersebut dan bersumpah Israel tidak akan menyerah pada "angin kekalahan". Sedangkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membahas upaya perdamaian minggu lalu di Washington dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

Meskipun ada tanda-tanda ketegangan antara perdana menteri Israel dan presiden AS, Netanyahu akan berbicara kepada kedua majelis Kongres AS pada sesi yang dijadwalkan pada 24 Juli.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)