BTN Batal Akuisisi Bank Muamalat, Baru Disampaikan ke OJK dan Kementerian BUMN

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu. Foto: dok BTN.

BTN Batal Akuisisi Bank Muamalat, Baru Disampaikan ke OJK dan Kementerian BUMN

Faustinus Nua • 8 July 2024 19:53

Jakarta: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) memutuskan tidak mengakuisisi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

"Kami tidak akan mengakuisisi Bank Muamalat dengan berbagai alasan yang bisa kami sampaikan kemudian pada saat tertutup. Jadi kami tidak akan meneruskan," ujar Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin, 8 Juli 2024.

Menurut Nixon, keputusan itu memang belum disampaikan secara terbuka lewat keterbukaan informasi. Mengingat pihaknya harus menjaga kesepakatan bersama dengan pihak yang hendak diakuisisi. Akan tetapi, BTN telah menyampaikan hal itu kepada Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terlebih dahulu.

"Jadi kita memang satu tetap harus menjaga kesepakatan bersama mereka, tapi secara umum dapat kami sampaikan kami juga sudah konsul ke pemegang saham dalam hal ini Pak Menteri dan Wamen dan kami juga sampaikan ke OJK," jelas Nixon.
 

Spin off BTN Syariah


Dalam kesempatan itu juga, Nixon menyampaikan BTN menargetkan spin off BTN Syariah akan dilaksanakan pada semester I-2025. Aksi tersebut masuk dalam daftar aksi korporasi BTN tahun nomor 2025 pada urutan kedua, dan bakal rampung secara tentatif pada paruh pertama tahun depan.

Nixon menambahkan, pihaknya menyiapkan total modal sebesar Rp1,5 triliun hingga Rp6 triliun untuk pelepasan unit usaha syariah (UUS) tersebut. Sehingga BTN Syariah nantinya bisa tetap bertahan di Buku II.

"Kami juga sedang menyiapkan spin off UUS Rp1,5 triliun sampai Rp6 triliun total capital-nya, supaya dia enggak turun ke Buku I. Kita harapkan dia tetap di Buku II," kata dia.

 
Baca juga: BTN Tidak Terburu-buru Naikkan Bunga KPR
 

Laba bersih BTN Syariah


Lebih lanjut, Nixon memaparkan kinerja BTN Syariah yang jauh lebih baik ketimbang induknya. Laba bersih BTN Syariah mencapai 56,1 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp164 miliar per kuartal I-2024.

Pembiayaan di BTN Syariah juga berhasil tumbuh 20,0 persen yoy menjadi Rp39 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini. Itu disertai dengan kualitas pembiayaan yang membaik menjadi 2,8 persen per Maret 2024. Nixon mengatakan kualitas pembiayaan tersebut lebih baik dibanding BTN.

Menurutnya, kinerja yang baik ini dicapai karena pemain bank syariah di industri saat ini masih sedikit, di samping BTN Syariah dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI yang merupakan bank syariah terbesar di Indonesia.

"Kalau kita lihat UUS kinerjanya jauh lebih baik. Bisa dibilang sekarang player syariahnya sudah enggak banyak. Tinggal BSI, punya kita dan enggak ada lagi yang di market hadir," jelas Nixon.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)