Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 18 January 2024 16:14
Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini akhirnya mengalami penguatan, setelah dalam beberapa hari sebelumnya terus-terusan digilas dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 18 Januari 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.623 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 20 poin atau setara 0,12 persen dari posisi Rp15.643 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, ketidakpastian mengenai kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga telah membantu dolar pulih pada tahun ini setelah terpukul keras pada akhir 2023 setelah sikap dovish The Fed pada pertemuan FOMC Desember.
"Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga di bulan Maret telah berkurang menjadi peluang 62,2 persen dibandingkan perkiraan 76,9 persen di sesi sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME," ungkap Ibrahim.
Penjualan ritel AS akan dirilis pada Rabu malam, dan akan diawasi dengan ketat untuk mengetahui indikasi belanja konsumen sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, tetap tangguh dalam menghadapi kenaikan suku bunga.
Selain itu, inflasi harga konsumen Inggris naik untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada Desember, meningkat menjadi 4,0 persen secara tahunan dari level terendah dalam lebih dari dua tahun sebesar 3,9 persen pada November.
"Hal ini mengakibatkan para pedagang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Bank of England dalam beberapa bulan mendatang, dengan inflasi yang terbukti lebih kaku dibandingkan perkiraan sebelumnya," tutur dia.
Ada komentar hawkish dari sejumlah pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa mengenai perlunya menyelesaikan tugas mengendalikan inflasi. Inflasi konsumen zona Euro diperkirakan akan terkonfirmasi pada sesi ini dengan kenaikan menjadi 2,9 persen pada Desember, dari 2,4 persen pada bulan sebelumnya, membalikkan penurunan enam bulan berturut-turut.
Di Asia, ekonomi Tiongkok tumbuh sedikit lebih rendah dari perkiraan pada kuartal keempat, dan hampir tidak melampaui perkiraan pemerintah sebesar lima persen untuk pertumbuhan pada 2023.
"Angka tersebut menunjukkan pemulihan pascacovid hanya memperoleh sedikit momentum selama setahun terakhir, dan memberikan dampak yang lumayan bagi Tiongkok pada 2024," papar Ibrahim.
Baca juga: Rupiah Menguat Tipis ke Level Rp15.621/USD