Ilustrasi harga beras Foto: MI/Palce Amolo.
Naufal Zuhdi • 20 September 2024 15:05
Nusa Dua: Country Director for Indonesia and Timor-Leste World Bank (Bank Dunia) Carolyn Turk mengatakan harga beras Indonesia menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Di sisi lain, survei menyatakan kesejahteraan petani Indonesia masih rendah.
"Konsumen Indonesia telah membayar harga tinggi untuk beras. Harga eceran beras di Indonesia secara konsisten lebih tinggi daripada di negara-negara ASEAN," ungkap Carolyn dalam Indonesia International Rice Conference (IIRC), di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, dikutip Jumat, 20 September 2024.
Hal tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia harus merogoh kocek sedikit lebih banyak untuk kebutuhan pangannya, terutama untuk beras. "Kami memperkirakan konsumen Indonesia membayar hingga 20 persen lebih banyak untuk makanan mereka daripada yang seharusnya mereka bayar di pasar bebas," sebut dia.
(Petani sedang memanen padi. Foto: Medcom.id/Alex Rajes)
Ia juga menyoroti hampir 87 persen petani Indonesia memiliki lahan kurang dari dua hektare. Dalam kelompok ini, dua pertiganya memiliki lahan kurang dari setengah hektare.
"Yang kami lihat adalah pendapatan banyak petani marjinal sering kali jauh di bawah upah minimum, sering kali sampai di bawah garis kemiskinan," tutur Carolyn.
Menurut Survei Terpadu Pertanian 2021 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan rata-rata petani kecil kurang dari USD1 sehari atau USD341 dalam kurun waktu satu tahun.
"Survei tersebut juga menyoroti pendapatan dari bercocok tanam tanaman pangan, khususnya padi, jauh lebih rendah daripada pendapatan dari tanaman perkebunan atau dari pertanian hortikultura," kata dia.
Baca juga: Kementan Target Produksi Beras 32 Juta Ton di 2025 |