Investasi Asing Baru akan Masuk IKN Nusantara usai HUT ke-79 RI

Ilustrasi IKN Nusantara. Foto: Dokumen Kementerian PUPR

Investasi Asing Baru akan Masuk IKN Nusantara usai HUT ke-79 RI

Annisa Ayu Artanti • 8 December 2023 09:44

Jakarta: Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pede investasi asing akan jor joran masuk mendanai proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, tahun depan, tepatnya setelah perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI.

Ia tidak menerangkan detail alasan investor asing itu baru mengucurkan dana di tahun depan. Namun, kata Bahlil, untuk tahap pertama pemerintah memprioritaskan investor dalam negeri membiayai proyek kebanggaan Presiden Joko Widodo itu.

"Yang luar negeri akan masuk dalam tahap kedua, setelah tahap pertama ini selesai. Tahap kedua ini setelah upacara 17 Agustus 2024," ujar Bahlil dilansir Media Indonesia, Jumat, 8 Desember 2023.

Bahlil juga membantah investor asing enggan mendanai proyek IKN yang membutuhkan investasi hingga Rp466 triliun.

Ia mengklaim sejumlah negara sudah menyatakan minat untuk berinvestasi di IKN seperti Uni Emirat Arab, Tiongkok, Korea dan lainnya.

Baca juga: Anies Singgung Anggaran Digunakan untuk Program Tak Urgen, Termasuk IKN

"Bukan tidak ada yang masuk, harus diingat. Sudah ada yang masuk. Tapi, perintah presiden untuk di klaster A (kawasan inti IKN) memprioritaskan pengusaha dalam negeri. Agar tempat premium itu dikuasai oleh anak-anak negeri sendiri," ucap dia.

Namun, saat awak media menanyakan berapa kepastian nilai investasi yang ditawarkan pihak asing tersebut, Bahlil tidak mengungkapkan secara gamblang.

"Soal kepastian itu yang asing, nanti saya cek ya. Tapi yang jelas sudah ada. Negaranya kan dari UEA, Tiongkok, Korea, yang akan masuk," ujar dia. 

Tahapan bagi pemodal asing

Ditemui terpisah, Kepala Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Bambang Susantono menampik permasalahan utama investor asing masih belum memberikan modalnya untuk proyek IKN karena gagalnya deal atau transaksi.

Menurutnya, ada tahapan-tahapan yang harus dikerjakan oleh pemodal asing sebelum sepakat melakukan transaksi investasi dengan pemerintah Indonesia.

"Bukan soal itu (deal harga), tapi ini masih berproses. Prosesnya dalam arti mereka sedang membuat studi kelayakan dengan melihat kondisi lapangan, seperti jenis tanah apakah sesuai dengan cost mereka," jelas Bambang di Media Center Indonesia Maju.

Bambang mengaku saat ini pemerintah masih terus bernegosiasi dengan investor asing.

Pemerintah, klaimnya, tidak menawarkan harga proyek yang terlalu mahal supaya tidak memberatkan kantong pihak asing.

"Namanya investasi itu bisa deal atau no deal. Kalau terlalu mahal, kami juga enggak mau memberatkan mereka. Jadi kita harus cari benar-benar harga yang paling menguntungkan," ujar dia.

"Jadi ini proses investasi biasa kok. Jangan heran juga kalau ada yang enggak ketemu ya karena kita enggak mau ngobral. Nanti tiba-tiba mahal sekali, angsurannya kan juga mahal, kita nggak mau," imbuh dia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)