Anak-anak di Gaza dijadikan tameng hidup oleh Israel. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 20 December 2024 12:03
El-Bira: Pasukan Israel dituduh melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap anak-anak Palestina di Gaza dan Tepi Barat sepanjang tahun 2024. Dalam laporan akhir tahun, organisasi hak anak, Defense for Children International-Palestine (DCIP), menyoroti bahwa Israel secara sistematis menggunakan anak-anak sebagai perisai manusia di tengah genosida yang terus berlangsung.
Pasukan Israel telah membunuh lebih dari 17.500 anak di Gaza sejak Oktober 2023, menurut pejabat kesehatan Gaza. Jumlah ini diperkirakan jauh lebih tinggi karena banyak anak yang tewas akibat penyakit, kelaparan, atau tertimpa reruntuhan tidak tercatat akibat terbatasnya akses para petugas medis. Diperkirakan 35.000 anak kehilangan satu atau kedua orang tua mereka.
Ribuan anak Palestina juga mengalami luka kritis atau cacat permanen akibat serangan udara dan invasi darat Israel. Sistem kesehatan Gaza, yang sudah lemah sebelum genosida akibat pendudukan Israel selama beberapa dekade, kini hampir tidak dapat diakses untuk memberikan perawatan darurat atau jangka panjang, apalagi layanan pencegahan kesehatan.
Pada tahun 2024, risiko penyebaran polio di kalangan anak-anak Gaza meningkat akibat kampanye penyakit yang dilakukan Israel.
Seorang bayi berusia 10 bulan mengalami kelumpuhan akibat polio, sementara Israel menghalangi kelompok kemanusiaan menyelesaikan kampanye vaksinasi di Gaza utara. Penyakit lain seperti cacar air dan kudis menyebar luas di kamp pengungsian yang padat akibat pengusiran massal yang dilakukan Israel.
“Sepanjang tahun 2024, kampanye genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza mencapai tingkat yang sangat mengerikan. Serangan udara tanpa henti, invasi darat, dan taktik pengepungan sengaja menyasar warga sipil Palestina, dengan anak-anak menjadi korban utama,” tulis laporan DCIP, seperti dikutip dari Truthout, Jumat 20 Desember 2024.
Selain itu, jumlah anak Palestina yang ditahan di penjara Israel mencapai rekor tertinggi pada tahun ini. Di Tepi Barat, tentara dan pemukim Israel membunuh satu anak Palestina setiap empat hari, suatu eskalasi kekerasan yang didukung oleh impunitas selama puluhan tahun, menurut DCIP.
Laporan itu juga menyoroti bagaimana pasukan Israel menggunakan anak-anak sebagai perisai manusia secara sistematis sepanjang tahun. Salah satu insiden terjadi pada Maret, ketika tank-tank Israel mengepung sekelompok anak Palestina yang sedang antre untuk mendapatkan bantuan di Gaza City.
Tentara dilaporkan memaksa anak-anak tersebut melepaskan pakaian mereka, mengikat mereka, dan menahan makanan serta air, kemudian memaksa mereka berjalan di depan tank dan bangunan yang akan dimasuki militer sepanjang hari.
Senjata lain yang digunakan Israel adalah kelaparan, yang secara khusus membahayakan anak-anak, terutama bayi dan anak-anak penyandang disabilitas. Menurut Euro-Med Human Rights Monitor, rata-rata 210 bayi baru lahir meninggal setiap bulan di Gaza akibat kelaparan sejak genosida dimulai. (Muhammad Reyhansyah)