Biden dan Zelensky Tanda Tangani Perjanjian Keamanan Bilateral 10 Tahun

Presiden Amerika Serikat Joe Biden sepakati perjanjian dengan Presiden Ukraina. Foto: EFE

Biden dan Zelensky Tanda Tangani Perjanjian Keamanan Bilateral 10 Tahun

Medcom • 14 June 2024 13:52

Puglia: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memuji beberapa komitmen besar baru negaranya untuk Ukraina yang akan diumumkan minggu ini.

Komitmen tersebut termasuk perjanjian keamanan bilateral 10 tahun sebagai sanksi untuk mengganggu mesin perang Rusia dan penandatanganan pinjaman USD50 miliar atau sekitar Rp819 triliun dari G7 yang didukung oleh Ukraina. dengan menggunakan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan.

“Presiden Rusia Vladimir Putin tidak bisa menunggu kita keluar, dia tidak bisa memecah belah kita, dan kita akan bersama Ukraina sampai mereka menang perang,” kata Biden mengenai upaya kolektif G7 dalam konferensi pers di Italia bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dikutip dari ABC News, Jumat, 14 Juni 2024.

Mengenai perjanjian bilateral, Biden menjelaskan tujuannya untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan pencegahan Ukraina yang kredibel dalam jangka panjang.

Ia menegaskan kembali pendiriannya bahwa pasukan Amerika tidak akan berperang di Ukraina, tetapi AS akan memberi mereka senjata.

Di sisi lain, Zelensky menyebutnya sebagai ‘hari bersejarah’ setelah menandatangani perjanjian terkuat antara Ukraina dan AS sejak mereka merdeka.

“Ini adalah perjanjian mengenai keamanan dan juga perlindungan kehidupan manusia. Ini adalah perjanjian kerja sama dan juga tentang bagaimana negara kita akan menjadi lebih kuat,” jelasnya.

“Ini adalah perjanjian tentang langkah-langkah untuk menjamin perdamaian yang berkelanjutan. Oleh karena itu, ini menguntungkan semua orang di dunia karena perang Rusia melawan Ukraina adalah ancaman global yang nyata,” lanjut Presiden Ukraina itu. 

Zelensky juga ditanya mengenai rencana daruratnya apabila presiden AS berikutnya tidak menindaklanjuti perjanjian ini. Namun, ia menyatakan selama Amerika mendukung Ukraina, presiden Amerika juga akan mendukungnya. 

“Jika rakyat bersama kita, pemimpin mana pun akan bersama kita dalam perjuangan kemerdekaan ini,” kata Zelensky.

Menyoroti aset Rusia yang dibekukan, Biden mengatakan, rencana yang telah disetujui oleh G7 adalah pengingat bagi Putin bahwa mereka tidak akan mundur.

“Secara kolektif, ini adalah serangkaian tindakan yang kuat dan akan menciptakan landasan yang lebih kuat bagi keberhasilan Ukraina,” tegas Biden.

Kemudian, Presiden AS itu ditanya pertimbangannya dalam memperluas parameter tersebut untuk memungkinkan serangan jarak jauh. Ia mengatakan kebijakannya masih menentang hal itu.

“Sangat masuk akal bagi Ukraina untuk bisa menghancurkan atau memerangi apa yang datang dari seberang perbatasan itu. Dalam hal pengiriman senjata jarak jauh ke dalam wilayah Rusia, kami belum mengubah posisi kami semacam itu,” ungkap Biden.

Sementara itu, Zelensky ditanya mengenai jangka waktu dukungan tambahan dari AS dan negara-negara lain akan membuatnya mampu bertahan di medan perang. 

Namun, ia menuturkan hal yang penting bukanlah jangka waktu bantuan tersebut akan bertahan, tetapi jangka waktu persatuan antarnegara akan bertahan.

“Saya pikir pertanyaannya adalah, berapa lama persatuan ini akan bertahan? Persatuan di Amerika Serikat, bersama para pemimpin Eropa. Bagaimana pemilu ini atau itu akan mempengaruhi persatuan ini?” kata Pemimpin Ukraina itu, melalui terjemahan.

“Bagi saya, kita harus melihat hal ini dengan cara yang persis sama (dalam) menjaga persatuan, menjaga integritas dunia, integritas dunia demokrasi. Jika Ukraina tidak bertahan demokrasi, banyak negara tidak akan bisa bertahan untuk bertahan, dan saya yakin akan hal itu,” tambahnya.

Selain itu, Biden berjanji bahwa Ukraina akan memiliki hal yang dibutuhkan. (Theresia Vania Somawidjaja)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)