Paus Fransiskus Sayangkan Negara yang 'Bermain-main' dengan Ukraina

Paus Fransiskus saat berada di Roma, Italia, 24 September 2023. (Mauro Scrobogna/LaPresse via AP)

Paus Fransiskus Sayangkan Negara yang 'Bermain-main' dengan Ukraina

Medcom • 25 September 2023 13:40

Marseille: Paus Fransiskus memperingatkan kepada sejumlah negara untuk tidak "bermain-main" dengan Ukraina lewat penyaluran bantuan senjata, namun kemudian mepertimbangkan untuk menarik dukungan mereka terhadap Kyiv.

Komentar ini disampaikan Fransiskus di dalam pesawat dalam perjalanan pulang dari Marseille, sebagai jawaban dari awak media yang menanyakan apakah ia frustasi karena usahanya untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina tak kunjung berhasil.

Dilansir dari The Straits Times, Minggu, 24 September 2023, Fransiskus telah mengirim utusannya, Kardinal Matteo Zuppi dari Italia ke Ukraina, Rusia, Washington dan Beijing untuk berbincang dengan para pemimpin keempat negara dalam upaya mencari solusi damai.

Ia mengaku frustasi atas usaha selama ini, dan mulai berbicara mengenai industri senjata dan perang.

"Bagi saya, kepentingan dalam perang ini bukan hanya terkait masalah Ukraina-Rusia, tetapi juga penjualan senjata, perdagangan senjata," kata Fransiskus.

Ia menyayangkan tindakan sejumlah negara yang terkesan bermain-main dengan Ukraina. "Kita tidak boleh bermain-main dengan kemartiran orang-orang ini. Kita harus membantu mereka menyelesaikan masalah," ucapnya.

"Saya melihat bahwa beberapa negara mulai menarik dukungan dan tidak ingin memberikan senjata lagi (ke Ukraina). Orang-orang Ukraina pastilah yang akan menjadi martir, dan itu merupakan hal yang buruk," imbuh Fransiskus.

Konsekuensi yang Harus Dibayar

Saat dimintai klarifikasi, juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan bahwa Fransiskus tidak merespons perihal apakah negara-negara yang dimaksud harus melanjutkan pasokan bantuan senjata ke Ukraina atau justru menghentikannya.

"Ini adalah cerminan dari konsekuensi industri senjata: Paus, dengan sebuah paradoks, mengatakan bahwa pelaku bisnis senjata tidak pernah menanggung konsekuensi dari pilihan mereka, namun membiarkannya 'dibayar' oleh masyarakat seperti warga Ukraina," tutur Bruni.

Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), menghadapi tekanan politik internal untuk menghentikan atau membatasi pendistribusian senjata untuk Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis kemarin minta anggota parlemen AS untuk terus memberikan dukungan di tengah dilema beberapa anggota Partai Republik mengenai apakah Kongres AS harus menyetujui lebih banyak bantuan untuk Kyiv.

Paus Fransiskus secara umum mengecam perdagangan senjata internasional, namun pada 2022, ia mengatakan bahwa adalah sah secara moral bagi suatu negara untuk memasok senjata ke Ukraina demi membantu negara tersebut mempertahankan diri dari agresi Rusia. (Hillary Sitohang)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)