Demografi Bisa Jadi Bencana Jika Ekonomi Cuma Tumbuh 5%

Piter Redjalam Abdullah dalam siaran Metro TV Economic Challenges. Foto: Tangakapan layar.

Demografi Bisa Jadi Bencana Jika Ekonomi Cuma Tumbuh 5%

Husen Miftahudin • 30 August 2023 16:28

Jakarta: Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Redjalam Abdullah mengingatkan pemerintah untuk terus mengasah dan meningkatkan kualitas generasi muda untuk menjadi peluru dalam mencapai sasaran Indonesia maju di 2045.

Pemerintah harus gencar. Sebab jika tidak, demografi yang harusnya jadi bonus bakal jadi bencana. Sampai saat ini, kualitas demografi masih jauh dari harapan dalam menumbuhkembangkan perekonomian dalam negeri.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri masih terjebak di kisaran lima sampai enam persen per tahun. Angka itu dinilai belum cukup untuk mengubah status Indonesia menjadi negara maju.

"Dengan kondisi yang sekarang memang sulit, tidak mudah untuk kita mewujudkan Indonesia maju pada 2045. Apabila segala sesuatunya tidak berubah dengan kondisi seperti sekarang ini, dengan tingkat pertumbuhan yang ada saat ini, ya memang hitung-hitungannya enggak sampai," kata Piter dalam siaran Metro TV Economic Challenges yang mengangkat tema 'Indonesia Maju 2045 Fakta atau Fiksi?' dikutip Rabu, 30 Agustus 2023.

Menurut hitung-hitungan Piter, ekonomi Indonesia harus tumbuh di atas delapan persen jika ingin jadi negara maju. Pertumbuhan tersebut tentu sejalan dengan pengentasan permasalahan dalam memanfaatkan bonus demografi.

"Kalau kita tumbuhnya hanya di kisaran lima persen, bonus demografi itu tidak termanfaatkan dengan baik dan bisa berbalik menjadi bencana demografi. Itu harus kita sadari," imbau dia.

Di sisi lain, ia mengapresiasi langkah pemerintah yang gencar membangun infrastruktur. Meskipun masifnya pembangunan infrastruktur hanya salah satu dari banyaknya komponen dalam merealisasikan Indonesia sebagai negara maju.

"Membangun infrastruktur adalah salah satu hal yang harus kita lakukan, dan sudah kita lakukan. Tetapi banyak hal lain yang juga harus kita lakukan. Karena untuk mewujudkan Indonesia maju itu kan sesuatu yang tidak mudah, sangat kompleks," tukas Piter.

Baca juga: Tanpa Hilirisasi, Indonesia Bakal Kesulitan Jadi Negara Maju
 

Indonesia maju cuma fatamorgana


Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR Didi Irawadi berharap pemerintah betul-betul serius mewujudkan Indonesia menjadi negara maju. Jika tidak, mimpi tersebut hanya sekadar fatamorgana pemimpin.

Dalam hal ini, ia memberi catatan terhadap bonus demografi yang akan diraih Indonesia pada 2030. Bonus demografi itu harus menjadi faktor pendorong dalam merealisasikan mimpi tersebut.

"Namun melihat 10 tahun ini, apalagi belakangan ini, gelombang PHK luar biasa. Kalau kita lihat kenyataan, gelombang PHK ini kan suatu indikasi yang kurang baik ke depan."

"Artinya, persiapan menuju 2045 harusnya terlihat dari sekarang. Gelombang PHK yang luar biasa kalau tidak bisa ditangani ini akan menjadi-jadi (penghambat)," terang dia.

Didi menyayangkan banyaknya lapangan pekerjaan yang hilang seiring dengan kemajuan teknologi. Pada saat yang sama, sektor-sektor industri juga akan mengurangi tenaga kerja guna meraih efisiensi.

"Padahal untuk menuju sana (Indonesia maju 2045), ini yang menjadi backbone-nya justru bonus demografi ini. Saya melihat 10 tahun ini, persiapan dan untuk mempersiapkan kalangan (generasi muda) yang menjadi bonus demografi ini tidak maksimal," ungkap Didi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)