Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: Sekretariat Presiden
Medcom • 17 July 2023 23:11
Jakarta: Sosiolog Sofian Effendi menyebut program revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya janji politik semata. Hal itu berdampak buruk terhadap demokrasi dan ekonomi.
“Revolusi mental hanya sebatas janji politik. Jadinya ya demokrasi yang salah, ekonomi yang tidak sensitif terhadap kesenjangan,” kata Sofian pada Senin, 17 Juli 2023.
Menurut Sofian, ekonomi hanya dinikmati sekelompok orang tertentu. Untuk menghilangkan kesenjangan sosial dan ekonomi tersebut, harus ada perubahan mental sesuai dengan Pancasila.
“Kalau hanya sekedar ngomong aja nggak akan ada perubahan mentalnya. Misalnya mental demokrasinya jelas lah Indonesia,” ungkap dia.
Sofian menjelaskan revolusi mental yang digaungkan Presiden Jokowi sudah salah arah. Terutama dalam membangun mental masyarakat.
“Adanya ketimpangan yang kaya raya, kaya sekali. Miskin, miskin sekali. Yaitu kita menerapkan mental yang salah,” sebut dia.
Dia juga mengkritik kinerja gugus tugas skala nasional maupun daerah yang dinilai belum efektif. Hal itu dapat dilihat dalam revolusi mental pada birokrasi yang dinilai belum menujukkan hasil selama dua periode pemerintahan Jokowi.
“Para politisi itu kan juga belum jelas, hanya sekadar omongan. Setelah hampir dua periode revolusi mental, tapi langkah-langkah nyatanya belum terjadi,” terangnya.
Selain itu, dia berharap mental Pancasila dapat dikembalikan sebagai dasar negara. Hal tersebut harus diajarkan kepada seluruh murid dari tingkat sekolah dasar hingga mahasiswa dengan terapkan setiap sila kepada anak bangsa.
“Itu harus diajarkan kepada seluruh murid-murid sekolah dan sampai kepada tingkat mahasiswa. Sekarang itu semuanya mati suri,” ujar dia. (Metro TV/Nadia Ayu Soraya)