NEWSTICKER

Kerangka di Proyek Revitalisasi Benteng Kraton Yogyakarta Korban Perang

Lokasi penemuan kerangka manusia di proyek revitalisasi benteng Kraton Yogyakarta. Dokumentasi/istimewa.

Kerangka di Proyek Revitalisasi Benteng Kraton Yogyakarta Korban Perang

Ahmad Mustaqim • 11 August 2023 14:32

Yogyakarta: Kerangka manusia yang ditemukan di dekat proyek revitalisasi Benteng Kraton Yogyakarta di Jalan Suryomentaraman Wetan, RT 55 RW 14, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton diduga prajurit. Prajurit tersebut diduga korban perang era penjajahan kolonial Belanda.

"Dulu ada namanya Geger Spoy atau orang Jawa menyebut Perang Sepehi. Ini terjadi di sekitar benteng (Kraton Yogyakarta)," kata sejarawan Lilik Suharmaji saat dihubungi pada Jumat, 11 Agustus 2023.

Lilik menerangkan Geger Spoy terjadi pada medio 18, 19, 20 Juni 1812. Saat itu masih pada era kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono II. Ia mengatakan pasukan kolonial ketika itu dipimpin Gubernur Jenderal Kerajaan Inggris di Hindia Belanda, Sir Thomas Stamford Raffles.

Geger Spoy ini terjadi di sejumlah titik di lingkungan Kraton Yogyakarta. Namun, peperangan yang cukup besar terjadi di area Benteng Kraton Yogyakarta.

"Pasukan Thomas ketika itu menyerang dari arah Malioboro ke selatan di halaman Kraton (Yogyakarta). Tapi itu hanya jebakan karena serangan utamanya di area Benteng," ungkapnya.

Geger Spoy terjadi karena pihak Kraton tak mau tunduk dengan pemerintahan Hindia Belanda. Oleh karena itu, ribuan pasukan kolonial menyerang pasukan dan masyarakat yang membela Kraton.

"Saat itu pasukan Raffles 17 ribu, sementara rakyat dan pasukan Kraton ini hanya 1.200," ujar sosok yang meneliti perang Geger Spoy dalam periode 2019/2020 ini.

Situasi itu membuat situasi terburuk di Kraton Yogyakarta. Setidaknya, ada sekitar 40 manuskrip dan sejumlah aset Kraton yang dirampas penjajah. Bahkan sampai saat ini barang-barang milik Sri Sultan Hamengku Buwono II itu belum dikembalikan.

Sementara Lilik mengatakan sempat meninjau lokasi penemuan kerangka manusia. Saat kepolisian menyebut kerangka manusia gabung kerangka kuda, namun Lilik menyatakan di lokasi hanya ada kerangka manusia. Di sisi lain, Lilik juga mendapat informasi penemuan sejumlah kerangka manusia dari warga.

Lilik menyatakan proses forensik yang harus dilakukan yakni memastikan berapa usia kerangka tersebut. Menurut dia, apabila usia kerangka itu di atas 50 tahun bisa jadi adalah kerangka prajurit Kraton yang belum sempat dikubur.

"Kalau usia tulangnya itu kurang dari 50 tahun, ya belum tahu juga. Saya kira peralatan medis saat ini sudah canggih untuk melihat hal itu," jelasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Deny Irwanto)