Ilustrasi posko kesehatan di daerah bencana. Foto: Istimewa.
Atalya Puspa • 9 December 2025 09:40
Jakarta: Pemerintah diimbau mengantisipasi kemungkinan munculnya kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular di wilayah bencana di Sumatra. Hal itu dinilai harus menjadi perhatian serius.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama menyampaikan pola penyakit menular di kawasan Asia Tenggara. Pola tersebut merujuk Journal of Microbiology edisi Oktober 2025 berjudul Flood-associated disease outbreaks and transmission in Southeast Asia.
Pertama, ada sejumlah penyakit yang secara ilmiah terbukti kerap memicu KLB pascabanjir. “Mikroorganisme penyebab KLB utamanya adalah Leptospira, Salmonella Typhi, Vibrio cholerae, Hepatitis A, dan parasit,” kata Tjandra, dikutip dari Media Indonesia, Selasa, 9 Desember 2025.
Ia menekankan pentingnya pelaporan jenis mikroorganisme yang beredar saat ini di daerah terdampak. Sehingga, penanganan dapat dilakukan secara tepat.
Kedua, air banjir berpotensi membawa tiga jenis kontaminan utama, yaitu feses manusia, limbah berbagai sumber, serta patogen berbahaya dari hewan. Ketiganya dapat berkontak langsung dengan warga di lokasi bencana dan menjadi sumber penularan penyakit.
| Baca juga: Kemendukbangga Siapkan Tim Trauma Healing Korban Bencana Sumatra |
