Menlu AS Antony Blinken. (EPAImages)
Marcheilla Ariesta • 13 December 2024 11:57
Aqaba: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Raja Yordania Abdullah II menyerukan agar Suriah aman saat diplomat tertinggi AS tersebut memulai lawatan regional. Kunjungan Blinken menyusul penggulingan Bashar al-Assad di Damaskus.
Blinken, yang selanjutnya akan menuju Turki, telah menyerukan proses "inklusif" untuk membentuk pemerintahan Suriah berikutnya yang mencakup perlindungan bagi kaum minoritas setelah pemberontak mengakhiri pemerintahan represif Assad.
Bertemu dengan Raja Abdullah di resor Laut Merah Aqaba, Blinken, menjanjikan dukungan AS untuk stabilitas negara-negara tetangga Suriah.
“Termasuk Yordania, selama periode transisi ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller, dikutip dari AFP, Jumat, 13 Desember 2024.
“Menteri Blinken menyerukan transisi inklusif yang dapat mengarah pada pemerintahan Suriah yang bertanggung jawab dan representatif yang dipilih oleh rakyat Suriah,” sambung Miller.
Ia juga mengatakan, Amerika Serikat berharap untuk memastikan bahwa Suriah tidak digunakan sebagai basis terorisme dan tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya.
Ini adalah kekhawatiran utama bagi Turki, yang membenci aliansi militer AS dengan Kurdi Suriah, dan Israel, yang telah melancarkan ratusan serangan udara di Suriah sejak jatuhnya Assad.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bahwa ada kebutuhan untuk "mencegah aktivitas teroris" dari Suriah.
Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang mempelopori serangan yang menggulingkan Assad, berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah, meskipun sejak itu telah berusaha untuk memoderasi retorikanya.
"Jika menyangkut banyak aktor yang memiliki kepentingan nyata di Suriah, saat ini juga sangat penting bagi kita semua untuk mencoba memastikan bahwa kita tidak memicu konflik tambahan," kata Blinken kepada wartawan di bandara Aqaba.
Ia mengatakan, Israel berusaha memastikan "peralatan militer yang ditinggalkan oleh tentara Suriah tidak jatuh ke tangan yang salah - teroris, ekstremis, dan lain-lain".
Menurut Blinken, Turki memiliki kepentingan yang nyata dan jelas dalam menghalangi eskalasi di Suriah.
Baca juga: Pemberontak Suriah Hancurkan Makam Ayah Presiden Bashar al-Assad