Bergerak Bervariasi, Minyak Brent Naik ke Level USD83,12/Barel

Ilustrasi kilang minyak. Foto: Pertamina.

Bergerak Bervariasi, Minyak Brent Naik ke Level USD83,12/Barel

Arif Wicaksono • 3 July 2024 09:31

Texas: Laju minyak mentah bervariasi pada pembukaan perdagangan hari ini. Minyak dunia masih kesulitan menembus level USD90 per barel pada pembukaan perdagangan hari ini.
 

baca juga:

Harga Minyak WTI Berjangka Naik ke USD83,45/Barel


Melansir Investing, Rabu, 3 Juli 2024, harga minyak dunia acuan WTI berjangka untuk Agustus 2024 naik 0,37 persen ke level USD83,12 per barel. Sementara itu harga minyak dunia acuan Brent untuk September 2024 melemah 0,03 persen ke level USD86 per barel.

Minyak tertekan setelah Departemen Energi (DoE) AS melaporkan persediaan minyak mentah di Cadangan Minyak Strategis (SPR) naik 0,4 juta barel pada 28 Juni 2024. Persediaan sekarang berada di 372,6 juta barel, tingkat tertinggi sejak Desember 2022, namun masih tetap sama. jauh di bawah persediaan pada Juni 2020 sebesar 656 juta barel.

Selain itu, menurut data terbaru Badan Informasi Energi (EIA), persediaan bensin naik pada minggu ini sebesar 2,468 juta barel, setelah peningkatan pada minggu lalu sebesar 3,843 juta barel. Pada minggu lalu, persediaan bensin setara dengan rata-rata lima tahun pada tahun ini,.

Sementara itu, menurut data EIA terbaru, persediaan sulingan turun pada minggu ini sebesar 740.009 barel, dibandingkan dengan penurunan minggu lalu sebesar 1,178 juta barel. Hasil sulingan berada sekitar sembilan persen di bawah rata-rata lima tahun untuk pekan yang berakhir 21 Mei.

Sinyal negatif bagi harga minyak dunia

Di sisi lain, ekonomi Tiongkok yang cenderung stagnan dan tingkat pengangguran yang tinggi juga menjadi faktor penting dalam analisis harga minyak. Data yang dirilis menunjukkan aktivitas bisnis di Tiongkok masih rapuh, meskipun ada langkah-langkah stimulus baru-baru ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan permintaan minyak dari importir utama dunia tersebut.

Data indeks manajer pembelian (PMI) yang lemah dari Tiongkok menambah kekhawatiran terhadap permintaan minyak global. Aktivitas manufaktur PMI di negara ini menyusut untuk dua bulan berturut-turut, sementara aktivitas non-manufaktur juga terlihat melemah.

Data PMI tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok  menyusut meskipun ada langkah-langkah stimulus baru-baru ini, yang dapat berdampak negatif pada permintaan minyak mentah. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)