Presiden Joko Widodo tiba di Melbourne untuk menghadiri KTT ASEAN-Australia di Melbourne, 4 Maret 2024. (Foto: 2024 ASEAN Australia Special Summit)
Marcheilla Ariesta • 6 March 2024 16:57
Melbourne: Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa ASEAN dan Australia bertanggung jawab atas perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato di sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Australia, dalam rangka peringatan 50 tahun hubungan kemitraan di Melbourne Convention and Exhibition Center, Melbourne, Australia, Rabu, 6 Maret 2024.
Presiden Jokowi menyebutkan, ASEAN dan Australia juga berbagi tanggung jawab untuk memastikan kemakmuran di kawasan.
“Sebagai mitra wicara tertua, mitra komprehensif strategis dan mitra penghubung dengan Kawasan Pasifik, ASEAN dan Australia sama-sama berbagi kawasan di mana stabilitas, perdamaian dan kemakmurannya menjadi tujuan dan tanggung jawab kita bersama,” ujar Presiden, dalam pernyataan tertulis Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden (BPMI Setkab), Rabu, 6 Maret 2024.
Presiden Jokowi menyatakan, ASEAN diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi global dan menduduki peringkat keempat dunia pada 2040.
ASEAN memiliki populasi lebih dari 650 juta orang yang sebagian besarnya adalah tenaga kerja muda dengan literasi teknologi yang tinggi. Melihat ini, Presiden Jokowi menekankan pentingnya dukungan Australia untuk memaksimalkan potensi tersebut.
Untuk itu, Jokowi mendorong penguatan kerja sama dengan memperkuat integrasi ekonomi, salah satunya melalui Strategi Ekonomi Asia Tenggara Australia 2040. Hal tersebut untuk mendorong investasi Australia di Asia Tenggara.
Dukungan Australia di ASEAN
Presiden berharap Australia dapat membuka lebih lebar lagi kesempatan investasi dari ASEAN ke Australia.
"Kita juga perlu optimalkan beberapa kerja sama seperti RCEP ASEAN-Australia-New Zealand FTA dan AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific). Saya apresiasi kehadiran PM Albanese pada AOIP tahun lalu di Jakarta dan saya harap komitmen Australia di AIPF senilai USD28,1 miliar dapat segera direalisasikan," ujar Jokowi.
Selain itu, Presiden turut menyoroti pentingnya investasi dan dukungan Australia di ASEAN dalam menghadapi perubahan iklim serta kerja sama dalam bidang ekonomi digital. Menurut Presiden, dukungan Australia sangat diperlukan khususnya dalam bentuk investasi, kemudahan akses pembiayaan inovatif, serta transfer teknologi.
"Saya juga mendorong pelaku bisnis Australia untuk dukung pembangunan EV ecosystem ASEAN seperti perusahaan nikel Australia Nickel Industries yang telah berinvestasi di Morowali, Sulawesi. Indonesia menentang kampanye hitam dan diskriminatif yang menggunakan dalih lingkungan hidup yang tidak berdasarkan bukti-bukti saintifik,” serunya.
Terkait kerja sama transformasi digital, Jokowi mengapresiasi dimulainya perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement tahun lalu. Ia berharap, Australia dapat memberikan dukungan melalui pengembangan kemampuan dan pengetahuan, serta kemitraan publik dan privat yang kuat.
Dalam penutup pidatonya, Jokowi mengingatkan bahwa ASEAN dan Australia berbagi masa depan yang sama dan harus menjadi motor penggerak untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera.
“ASEAN dan Australia adalah mitra hebat untuk saat ini dan masa depan,” tutupnya.
Presiden dalam sesi pleno KTT Khusus ASEAN-Australia didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Baca juga:
Australia Luncurkan Pusat Tim Kesepakatan di Asia Tenggara, Termasuk Indonesia