Pemantauan Hilal Syawal di DIY Terpusat di POB Syekh Belabelu Parangtritis

Salah satu spot pemantauan hilal Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Belabelu Parangtritis, Kabupaten Bantul. Medcom.id/Ahmad Mustaqim

Pemantauan Hilal Syawal di DIY Terpusat di POB Syekh Belabelu Parangtritis

Medcom • 8 April 2024 16:17

Yogyakarta: Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil Kemenag DIY) menyiapkan agenda pemantauan hilal (rukyatul hilal) jelang akhir Ramadan 1445 Hijriah. Otoritas setempat menyatakan pantauan hilal akan dilaksanakan di 4 lokasi. 

"Rukyatul hilal kami lakukan pada 9 April 2024 di 4 lokasi," kata Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag DIY, Jauhar Mustofa, Senin, 8 April 2024.

Kegiatan pemantauan hilal dipusatkan di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Belabelu Parangtritis, Kabupaten Bantul. Kegiatan yang diselenggarakan Kemenag Kabupaten Bantul dengan Kanwil Kemenag DIY ini sekaligus digelar rapat koordinasi di Gedung POB tersebut. 

Kegiatan pantauan hilal di POB akan ditopang di sejumlah lokasi. Salah satunya pemantauan hilal yakni di lantai tiga Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kabupaten Kulon Progo. Pantauan hilal di TIA menggunakan sebuah teropong jenis theodolite. 

Sementara, Kemenag Kabupaten Gunungkidul menggelar rukyatul hilal di objek wisata HeHa Sky View. Pemantauan hilal juga menggunakan satu theodolite dan satu teleskop. 

"Kemenag Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman kegiatan pemantauan hilal bersama di satu lokasi," ujarnya. 
 

Baca juga: Kemenag Gelar Sidang Isbat 1 Syawal 1445 H pada 9 April 2024

Sejumlah pihak yang terlibat dalam pantauan hilal di antaranya Badan Hisab Rukyat (BHR) Kanwil Kemenag DIY dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, hingga sejumlah ormas keagamaan serta perguruan tinggi. 

"Situasi dan kondisi lokasi rukyatul hilal memengaruhi pengamatan posisi hilal atau ufuk baratnya. Cuaca seperti di POB yang selalu terbias dengan uap air juga memengaruhi pengamatan," kata dia.

Adapun perkiraan tinggi hilal terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Selasa, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024 M berada di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan dengan tinggi +4 derajat 52 menit, sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh dengan tinggi +7 derajat 28 detik.

Elongasi, atau busur yang ditarik dari pusat cakram matahari secara langsung menuju ke pusat cakram bulan secara geosentrik (haqiqy), terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Selasa, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024, sebesar 8 derajat 30 menit di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan dan sampai dengan 10 derajat 19 menit derajat di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh.

Jika kondisi itu terjadi maka memenuhi standar "imkanur" rukyat yang disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) untuk penetapan awal ramadan yang mensyaratkan tinggi minimal tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

"Apa pun hasilnya rukyatul hilal besok akan kami laporkan ke Kemenag pusat untuk menjadi bagian sidang isbat," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)