Tekanan Dolar AS Dorong Rupiah Melemah ke Rp16.430/USD

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Tri.

Tekanan Dolar AS Dorong Rupiah Melemah ke Rp16.430/USD

Arif Wicaksono • 27 June 2024 10:28

Jakarta: Laju mata uang rupiah kian melemah pada pembukaan perdagangan hari ini.

Bloomberg mencatat mata uang rupiah melemah 0,11 persen ke level Rp16.430 per USD pada pembukaan perdagangan Kamis, 27 Juni 2024. Yahoo Finance melansir mata uang rupiah melemah 0,15 persen ke level Rp16.424 per USD.
 

baca juga: 

Rupiah Melemah ke Rp16.435/USD

Sementara itu, indeks dolar berada di dekat level tertinggi dalam dua bulan dan stabil di 106,05, mendapat dukungan dari kenaikan imbal hasil Treasury AS.

Patokan imbal hasil 10 tahun naik dua basis poin menjadi 4,3392 persen pada Kamis, sedangkan imbal hasil dua tahun terakhir berada di 4,7576 persen.

Rupiah melemah setelah Dolar Amerika Serikat (AS) mengungguli mata uang lainnya pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB) untuk hari kedua berturut-turut berkat bantuan dari pejabat Federal Reserve (Fed) AS, yang tampaknya telah berubah menjadi lebih hawkish.

Prospek kenaikan suku bunga

Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman memberikan tanggapan yang tidak jelas dengan mengatakan kenaikan suku bunga masih merupakan sebuah pilihan, sementara dia melihat terlalu banyak potensi risiko yang masih dapat mendorong inflasi lebih tinggi.

Di sisi ekonomi, kalender ekonomi AS agak sepi menjelang perkiraan akhir Produk Domestik Bruto (PDB) pada Kamis dan rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada Jumat.

Namun, para pedagang perlu mewaspadai laporan Bank Stress Test, yang akan diterbitkan pada hari ini, dengan The Fed menganalisis seberapa sehat neraca bank-bank AS jika terjadi tekanan pasar keuangan.

"Imbal hasil obligasi Australia jauh lebih tinggi setelah CPI, dan saya pikir untuk kali ini, hal ini sebenarnya memiliki sedikit dampak menular ke pasar obligasi di tempat lain," ujar Kepala Strategi FX di National Australia Bank Ray Attrill.

Dia mengatakan kejutan positif pada inflasi Australia telah membuat para pedagang lengah dan mendorong pasar untuk meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi tahun ini, yang pada gilirannya membuat imbal hasil domestik lebih tinggi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)