RI Perlu Dorong Konsumsi Dalam Negeri Demi Pecut Ekonomi

Ilustrasi konsumsi dalam negeri. Foto: Kementerian Keuangan

RI Perlu Dorong Konsumsi Dalam Negeri Demi Pecut Ekonomi

Naufal Zuhdi • 26 September 2024 12:21

Jakarta: Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara diturunkan 0,1 poin persentase menjadi 4,5 persen akibat penurunan investasi publik dan pemulihan ekspor yang lebih lambat daripada harapan.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, salah satu faktor dominan yang menyebabkan ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia menurun adalah kondisi ekonomi domestik terkena dampak inflasi cukup tinggi di awal tahun.


(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: Medcom.id)

"Inflasi Vietnam yang biasanya di bawah tiga persen, tapi tengah tahun meningkat lebih dari empat persen. Inflasi Indonesia pada awal tahun meningkat tajam meskipun pada empat bulan terakhir mengalami deflasi secara month to month (bulanan)," ucap Huda saat dihubungi, dikutip Kamis, 26 September 2024.
 

Baca juga: Jokowi Dinilai Gagal Tangani Ekonomi dalam 10 Tahun
 

Dorong konsumsi dalam negeri


Huda menambahkan, kondisi Tiongkok yang belum membaik membuat ekspor beserta impor dari negara ASEAN menjadi terpukul karena permintaan dalam negeri Tiongkok juga mengalami penurunan.

"Maka, memang Indonesia harus bisa mendorong konsumsi dalam negeri lebih kuat melalui program yang menstimulus konsumsi. Kebijakan yang melemahkan konsumsi masyarakat nampaknya harus dievaluasi," jelas dia.

Adapun salah satu kebijakan yang harus dievaluasi karena dapat melemahkan konsumsi masyarakat menurut Huda, adalah kebijakan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen di tahun depan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)