Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Christin Djuarto. Dok. Istimewa
Achmad Zulfikar Fazli • 19 August 2024 19:45
Jakarta: Integarasi teknologi digital di Solo, Jawa Tengah, didorong agar dapat berjalan tanpa menghilangkan kearifan lokal. Apalagi, Solo dikenal dengan kekayaan budaya dan tradisi yang kental.
Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Christin Djuarto mengatakan pihaknya memahami betapa pentingnya bagi Solo mempertahankan kearifan lokal dan warisan budaya saat memasuki era digital. Menurut dia, teknologi tidak harus bertentangan dengan tradisi. Sebaliknya, teknologi dapat memperkuat dan melestarikan nilai-nilai tersebut dengan cara yang inovatif.
Menurut Christin, tren teknologi yang berkembang, seperti digitalisasi dan e-commerce, memang menawarkan peluang besar bagi masyarakat untuk terlibat dalam ekonomi digital yang terus berkembang. Oleh karena itu, dia menekankan dengan memanfaatkan tren ini, UMKM dan pelaku ekonomi lokal dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing mereka di tingkat global.
“Transisi teknologi jarang terjadi, menawarkan kesempatan untuk bisa bertumbuh dengan pesat. Transisi teknologi terakhir yang terjadi adalah pergeseran dari PC ke mobile, dan transisi tersebut, dalam banyak hal telah membawa dampak signifikan pada kelahiran dan pertumbuhan ekonomi digital saat ini," ujar Christin saat acara Mangkunegaran Digital Day 2024 yang digelar Mangkunegaran, Katadata Indonesia, dan East Ventures, bersama dengan Shopee Indonesia, Solo, Senin, 19 Agustus 2024.
Christin mengatakan sebagai platform e-commerce, Shopee memiliki peran memastikan pertumbuhan yang inklusif. Salah satu caranya adalah meningkatkan keterampilan masyarakat dan membuka akses pasar yang lebih besar.
Christin menjelaskan pada 2021, Shopee telah menghadirkan Kampus UMKM Shopee Eskpor di berbagai kota, termasuk Solo, yang sudah melatih puluhan ribu UMKM lokal keterampilan digital. Selain itu, 10 ribu UMKM Solo berhasil menembus pasar dunia bersama Program Ekspor Shopee.
Sementara itu, Kanjeng Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara atau Gusti Bhre mengatakan teknologi saat ini harus menjadi pelengkap, bukan pengganti dari budaya yang ada. Dengan pendekatan seimbang, Solo bisa menjadi contoh sukses bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan seiring.
Dia berharap penggunaan platform digital untuk menyebarluaskan informasi tentang tradisi dan adat istiadat dapat memperkuat nilai-nilai budaya dan menarik minat generasi muda.
“Sejak awal kepemimpinan saya, saya selalu mengatakan Mangkunegaran harus menjadi kerajaan yang impact driven. Meskipun kebudayaan, tradisi, dan pakem merupakan bagian penting dari kerajaan, mencapai dampak sosial yang signifikan adalah tujuan utama. Dalam konteks ini, sinergi antara berbagai pihak, termasuk industri teknologi, sangat penting,” ujar dia.
Baca Juga:
Punya Potensi Berlimpah, Pemerintah Gencar Manfaatkan Ekonomi Digital |