Muhaimin Nilai Pertanian Nasional Tak Libatkan Petani, Hanya Korporasi

Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar. Foto: Duta Erlangga/Medcom.id

Muhaimin Nilai Pertanian Nasional Tak Libatkan Petani, Hanya Korporasi

Annisa Ayu Artanti • 21 January 2024 21:19

Jakarta: Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar mengungkapkan kondisi pertanian hingga pangan nasional terkini.

 

Dia mengatakan, tanpa krisis iklim kondisi persawahan dan pertanian nasional banyak yang tidak memiliki air dan irigasi yang memadai. Hal itu berdampak pada swasembada pangan nasinal.

 

Penyebabnya, menurut dia adalah keterlibatan petani yang kurang padahal pemegang kunci sektor pertanian.

 

"Petani tidak dilibatkan dan bahkan hanya melibatkan korporasi. Ini yang harus kita rubah," ujar dia dalam debat keempat Pilpres 2024, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024.

 

Dia mengungkapkan, hasil pertanian Indonesia sangat besar. Namun banyak faktor-faktor yang tidak mendukung, contoh utamanya adalah ketersediaan lahan pertanian.

 

"Kita ingin melihat bahwa potensi petani dan seluruh produk-produknya masih sangat luar biasa. Mulai dari pengadaan lahan yang memadai. Dalam arti, lahan-lahan yang ada melalui reformasi agraria. reforma agrria menjadi prinsipinya," tutur dia.

 

Ia juga menegaskan, petani harus memperoleh kepastian soal pupuk dengan harga yang terjangkau. Kenyataannyaa, saat ini ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau masih sulit didapatkan petani.

 

"Potensi pupuk organik juga menjadi salah satu bagian penting agar produk pertanian kita semakin berkualitas," imbuh dia.

 

Salah satu solusi yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah pertanian, lanjut dia adalah perlindungan gagal tanam.

 

"Program perlindungan gagal tanam gara-gara iklim juga kita berikan, supaya petani kita merasa aman dan yakin dengan produksinya," ungkap dia.

 

Lebih lanjut, dengan melakukan irigasi yang cukup dan memastikan ketersediaan pupuk yang terjangkau, menurutnya itu akan memperbaiki kualitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.

 

"Tidak boleh kita melakukan tidak boleh melakukan pembiaran kepada petani kita sehingga kita kekurangan pangan. Petani kita tidak diberi kesempatan untuk mengisi kekurangan pangan itu," tukas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)