Danantara Disorot, Indonesia Dinilai Serius soal Profesionalitas

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Danantara Disorot, Indonesia Dinilai Serius soal Profesionalitas

M Rodhi Aulia • 27 March 2025 09:10

Jakarta: Langkah Danantara dalam menunjuk tokoh global seperti Ray Dalio dan Jeffrey Sachs sebagai dewan penasihat mendapat perhatian dari publik internasional. Asia Times memuat artikel yang menilai langkah ini sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam profesionalisasi dan pendekatan global terhadap pengelolaan kekayaan negara.

Dalam artikel berjudul “Panicked Investors Should Give Indonesia a Second Look”, penulis Nigel Green menyatakan bahwa penunjukan tersebut seharusnya menjadi sinyal positif bagi para investor. "Investor di seluruh dunia seharusnya menyambut perkembangan ini, bukan menjauh. Ray Dalio adalah salah satu investor paling disegani di zaman kita. Jeffrey Sachs telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk memberi nasihat kepada pemerintah tentang pembangunan berkelanjutan dan kebijakan ekonomi berkelanjutan. Hal ini saja sudah menunjukkan betapa seriusnya misi dan status inisiatif tersebut," tulisnya yang dikutip, Kamis, 27 Maret 2025.

Keputusan Danantara juga disebut sebagai bukti kuat bahwa Indonesia ingin menerapkan standar pemikiran kelas dunia. Selain itu, langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak ingin terjebak dalam sistem pemerintahan otoriter atau tata kelola keuangan yang tidak terkendali.

Baca juga: Digawangi Nama-nama Tenar, Pengurus Danantara Dinilai Menjanjikan

"Indonesia berusaha melompat ke era baru kapitalisme negara yang strategis, di mana manajemen profesional dan kepentingan publik dapat berjalan bersamaan dan tidak saling bertentangan," sambung Green dalam artikelnya.

Artikel tersebut juga menyoroti bahwa meskipun investor sering kali menuntut perubahan, mereka justru kerap merasa khawatir ketika perubahan itu terjadi dalam bentuk yang tidak biasa. Salah satu kebijakan yang disoroti adalah pengalihan dividen BUMN melalui struktur baru.

"Mengalihkan dividen BUMN melalui struktur baru mungkin tidak biasa, tetapi situasi saat ini tidak dapat dipertahankan," tulisnya.

Selain itu, kritik juga ditujukan kepada negara-negara Asia lainnya yang dinilai belum optimal dalam mengelola sumber daya mereka. "Banyak negara di wilayah ini memiliki sumber daya negara yang sangat besar, namun sering kali tidak dikelola dengan baik, tidak dimanfaatkan secara maksimal, atau dipolitisasi. Mereka dapat memperoleh manfaat yang sangat besar dengan memperkenalkan penasihat eksternal," tambah Green.

Artikel tersebut menutup dengan peringatan bahwa pasar telah membuat kesalahan besar dengan melihat reformasi sebagai risiko dan ambisi sebagai ketidakstabilan. "Dengan tata kelola yang tepat dan kerja sama internasional, Danantara dapat menjadi contoh bagi jenis baru dana kekayaan negara yang tidak hanya berinvestasi pada aset, tapi juga pada masa depan," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)