Protes menentang mempersenjatai Israel. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 11 September 2025 06:10
Doha: Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengkritik serangan Israel terhadap Qatar, mendesak negara muslim untuk memanfaatkan “kekuatan ekonomi” melawan “negara jahat” Israel. Asif menambahkan bahwa pendekatan peredaan terhadap Tel Aviv, kebijakan yang keliru.
"Saatnya negara-negara Muslim bersatu melawan Israel, negara jahat. Agendanya adalah menangani dunia Muslim secara komprehensif dan menetralisir kekuatan ekonomi apapun yang mereka miliki. Berpikir bahwa bersikap lunak terhadap Israel akan membuat mereka aman adalah kebodohan," ujar Menteri Pertahanan, Khawaja Muhammad Asif, dalam postingannya di X, seperti dikutip Anadolu, Kamis 11 September 2025.
Asif menyoroti keberhasilan terkini Pakistan melawan India pesain nuklirnya, dan menyatakan bahwa Islamabad, dengan pemerintahannya yang tegas dan kekuatan militernya, menghadapi negara yang ukurannya lima kali lebih besar.
Menteri Pertahanan Asif mengatakan bahwa "Pakistan, negara yang rentan secara ekonomi, tetapi dengan pemerintahan yang tegas dan Alhamdulillah, angkatan bersenjata profesional yang gagah berani, menghadapi India yang lima kali lebih besar, dan memberi mereka pelajaran."
"Tak ada yang menjamin keamanan Anda. Bantuan dari luar memang penting, tetapi ketangguhan datang dari dalam," ujar Asif.
Dua negara tetangga bersenjata nuklir itu menghentikan konflik paling serius mereka dalam hampir 30 tahun pada bulan Mei, setelah tercapai gencatan senjata yang diumumkan oleh Amerika Serikat.
Kesepakatan itu mengakhiri empat hari serangan timbal balik yang melibatkan ratusan drone, rudal, dan jet tempur, menewaskan sedikitnya 60 orang serta memaksa ribuan warga mengungsi dari perbatasan maupun wilayah Kashmir yang disengketakan.
Dalam pertempuran tersebut, Pakistan berhasil menembak jatuh sedikitnya lima jet tempur India, termasuk tiga Rafale, dalam dogfight yang melibatkan sekitar 30 pesawat Pakistan dan 70 pesawat India.
Meski semula India membantah kehilangan pesawat, akhirnya pejabat New Delhi mengakui sejumlah jet tempurnya ditembak jatuh, meski tanpa menyebut jumlah pasti.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berulang kali menegaskan perannya dalam mendorong tercapainya gencatan senjata. Namun, India membantah klaim tersebut, sementara Pakistan justru mengapresiasi Trump dan bahkan menominasikannya untuk Hadiah Nobel.