Mengenal Crypto Winter, Dampak hingga Persiapan Menghadapinya

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Mengenal Crypto Winter, Dampak hingga Persiapan Menghadapinya

Eko Nordiansyah • 2 September 2025 14:00

Jakarta: Crypto winter atau musim dingin kripto adalah fase bearish (penurunan harga) berkepanjangan yang ditakuti investor kripto. Dalam periode ini, harga aset kripto bisa anjlok hingga 80 persen dari puncaknya dan bertahan dalam waktu lama, memicu sentimen negatif dan kepanikan pasar

Dilansir dari laman Pluang dan Pintu, secara definisi crypto winter adalah fase penurunan harga aset kripto secara masif dan berkelanjutan yang biasanya berlangsung lebih dari satu tahun.

Kondisi ini dapat dipicu oleh faktor makroekonomi, seperti inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, maupun peristiwa negatif dalam ekosistem kripto, misalnya kebangkrutan bursa FTX pada 2022, peretasan, dan ketidakpastian regulasi.

Beberapa contoh sejarah yang sering dirujuk adalah anjloknya harga Bitcoin hingga 80 persen setelah boom ICO pada 2018, serta runtuhnya Terra Luna yang diikuti kebangkrutan FTX pada 2022.

Dampak crypto winter

Dampak crypto winter cukup signifikan bagi investor. Portofolio bisa anjlok drastis dengan koreksi harga yang mencapai dua digit dalam waktu singkat. Sentimen pasar menjadi negatif karena banyak investor kehilangan kepercayaan lalu beralih ke aset rendah risiko.

Selain itu, otoritas global seperti SEC dan CFTC biasanya memperketat pengawasan sehingga regulasi di sektor ini semakin ketat.

Baca juga: 

Indikator Terbaik untuk Trading Kripto di Tahun 2025



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Strategi menghadapi crypto winter

1. Fokus pada aset dengan kapitalisasi besar dan fundamental kuat seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) yang terbukti mampu bertahan di periode serupa sebelumnya.
2. Diversifikasi portofolio juga penting dengan mengalokasikan sebagian dana ke aset non-kripto seperti saham, emas, atau reksa dana untuk mengurangi risiko.
3. Manfaatkan fitur earn dengan mengikuti program staking, yield farming, atau lending untuk memperoleh pendapatan pasif saat harga kripto stagnan.
4. Pantau perkembangan regulasi dan berita, baik di AS, Uni Eropa, maupun Indonesia, dengan menggunakan sumber informasi kredibel atau komunitas kripto.

Meski sering menimbulkan kepanikan, crypto winter bukan akhir dari industri kripto. Fase ini justru dianggap sebagai proses pembersihan yang dapat mendukung pertumbuhan lebih sehat di masa depan.

Regulasi yang lebih jelas, seperti Paypal Crypto Asset Act di Amerika Serikat, diyakini mampu mempercepat adopsi massal. Karena itu, investor diingatkan untuk tidak melakukan panic sell, melainkan memperbanyak edukasi serta berinvestasi dengan perspektif jangka panjang.

Crypto winter adalah siklus alami dalam pasar yang volatile seperti kripto. Dengan strategi yang tepat, investor tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga memanfaatkan momentum ini untuk mengakumulasi aset berkualitas. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)