Ilustrasi. Foto: Dok MI
Eko Nordiansyah • 1 September 2025 13:27
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,08 persen (mtm) pada Agustus 2025. Secara tahunan (yoy), terjadi inflasi sebesar 2,31 persen, dan secara tahun kalender (ytd) terjadi inflasi sebesar 1,60 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, deflasi setiap Agustus sudah terjadi dalam empat tahun terakhir. Deflasi ini juga merupakan yang keempat tahun ini setelah sebelumnya terjadi di Januari, Februari, dan Mei 2025.
Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 0,29 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,08 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi sebesar 0,18 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen.
"Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi sebesar 0,10 persen, dengan andil inflasi 0,01 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki mengalami deflasi 0,10 persen, dan memiliki andil deflasi 0,01 persen," tuturnya dikutip dari keterangan resmi, Senin, 1 September 2025.
Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tomat (0,10 persen), cabai rawit (0,07 persen), tarif angkutan udara (0,03 persen), dan bensin (0,02 persen). Selain itu, terdapat pula komoditas yang masih memberikan andil inflasi yaitu bawang merah (0,05 persen), dan beras (0,03 persen).
"Andil inflasi beras disebabkan oleh terjadinya inflasi beras sebesar 0,73 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan Juli 2025 yang mencapai 1,35 persen," ungkap dia.
Baca juga:
63 Bulan Beruntun, Neraca Dagang Surplus USD4,18 Miliar |
Berdasarkan komponen, deflasi Agustus 2025 utamanya didorong oleh deflasi komponen harga bergejolak dengan andil deflasi sebesar 0,10 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tomat, cabai rawit, dan bawang putih. Selanjutnya, komponen harga diatur pemerintah juga mengalami deflasi, dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada kelompok ini adalah tarif angkutan udara dan bensin. Sedangkan komponen inti mengalami inflasi, dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah biaya kuliah Akademi/PT, emas perhiasan dan biaya SD.
Menurut wilayah, secara bulanan tercatat 27 provinsi mengalami deflasi, dan 11 provinsi mengalami inflasi. Deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara, yaitu sebesar 1,90 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Utara, yaitu sebesar 1,37 persen.