Harga Emas Dunia Merangkak Naik, Siap Tembus USD3.500

Ilustrasi emas. Foto: Pixabay

Harga Emas Dunia Merangkak Naik, Siap Tembus USD3.500

Eko Nordiansyah • 2 September 2025 11:10

Jakarta: Harga emas dunia kembali melesat di awal pekan, menembus di atas USD3.450 per troy ons pada perdagangan Senin, 1 September 2025. Momentum bullish emas semakin solid meskipun pasar AS relatif tenang karena libur Hari Buruh. Ketidakpastian terkait independensi Federal Reserve (The Fed) dan berlanjutnya tensi perang dagang membuat dolar AS tetap lemah, mendorong arus modal masuk ke aset logam mulia.

Menurut analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, pergerakan emas hari ini masih dalam tren bullish. Kombinasi pola candlestick dengan pergerakan moving average memperlihatkan penguatan yang konsisten.

“Jika tekanan bullish tetap berlanjut, XAU/USD berpotensi menanjak hingga USD3.525. Namun, jika harga gagal mempertahankan momentum, koreksi teknikal bisa menyeret emas kembali ke area support di USD3.440,” jelas Andy dalam risetnya.

Level USD3.500 kini menjadi resistance psikologis krusial yang dipantau pasar. Jika mampu ditembus dengan volume kuat, peluang menuju rekor baru semakin terbuka. Sebaliknya, kegagalan menembus level ini bisa memicu aksi ambil untung jangka pendek.

Secara fundamental, pasar kini menanti rilis Nonfarm Payrolls (NFP) sebagai data kunci pekan ini. Emas saat ini diperdagangkan mendekati level tertinggi sepanjang masa di sekitar USD3.495, dengan NFP dipandang sebagai katalis utama pergerakan berikutnya.

Baca juga: 

Naik Lagi, Simak Rincian Lengkap Harga Emas UBS dan Galeri 24 di Pegadaian



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Inflasi tinggi jadi perhatian

Data terakhir menunjukkan harga konsumen naik hampir tiga persen secara tahunan, melampaui target dua persen The Fed. Meski begitu, pelemahan di pasar tenaga kerja yang disorot langsung oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam pidatonya di Jackson Hole mendorong ekspektasi penurunan suku bunga. Indeks PCE Inti Juli naik 2,9 persen (yoy) sesuai ekspektasi, tetapi masih menunjukkan bahwa proses disinflasi belum berjalan mulus.

Menurut alat probabilitas Prime Market Terminal, peluang The Fed memangkas suku bunga pada pertemuan September tetap tinggi, yakni di kisaran 85persen. Harapan inilah yang menjaga sentimen bullish emas tetap terjaga.

Selain faktor ekonomi, isu politik juga memberi dorongan tambahan bagi emas. Upaya Presiden AS Donald Trump untuk memecat Gubernur The Fed, Lisa Cook, menimbulkan kekhawatiran besar terkait independensi bank sentral.

Sidang pengadilan terakhir berakhir tanpa keputusan, menunda kepastian hingga pekan ini. Situasi ini menambah volatilitas pasar sekaligus memperkuat daya tarik safe haven.

Ketidakpastian tarif Trump

Selain itu, keputusan Pengadilan Banding AS yang menyatakan sebagian besar tarif perdagangan ilegal juga meningkatkan ketidakpastian ekonomi. Kondisi ini mempertegas posisi emas sebagai instrumen lindung nilai di tengah risiko global yang terus meningkat.

Komentar dari beberapa pejabat The Fed turut menopang harga emas. Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, menekankan perlunya “kalibrasi ulang kebijakan agar lebih sesuai dengan kondisi ekonomi”, menyusul tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja. Nada dovish serupa sebelumnya sudah disuarakan oleh Gubernur The Fed, Waller dan Bowman.

Dengan dukungan teknikal yang bullish dan sentimen fundamental yang condong pada pelonggaran kebijakan moneter, emas berpeluang tetap bertahan di jalur penguatan. Namun, investor/trader tetap perlu mewaspadai potensi konsolidasi jika level USD3.500 gagal ditembus.

“Data NFP pekan ini menjadi ujian penting bagi arah emas selanjutnya, sekaligus faktor penentu apakah reli menuju rekor baru dapat terwujud,” ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)