Macron dan Putin Gelar Pembicaraan Pertama Sejak 2022, Bahas Iran dan Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Anadolu Agency)

Macron dan Putin Gelar Pembicaraan Pertama Sejak 2022, Bahas Iran dan Ukraina

Willy Haryono • 2 July 2025 09:28

Paris: Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar pembicaraan telepon pada Selasa, 1 Juli 2025 untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun terakhir. Dalam percakapan selama dua jam tersebut, Macron mendesak gencatan senjata di Ukraina, sementara Putin kembali menuding Barat sebagai pemicu konflik.

Dikutip dari NZ Herald, Rabu, 2 Juli 2025, kontak ini terjadi sepekan setelah gencatan senjata mengakhiri perang selama 12 hari antara Israel dan Iran. Keduanya juga membahas ketegangan seputar program nuklir Iran dan menyepakati perlunya koordinasi lebih lanjut.

Dalam pernyataan resmi, Istana Élysée menyebut Macron menegaskan dukungan penuh Prancis terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, serta menyerukan dimulainya negosiasi damai antara Moskow dan Kyiv.

Sebaliknya, pernyataan Kremlin menekankan bahwa konflik Ukraina merupakan konsekuensi langsung dari kebijakan negara-negara Barat. Putin menyebut Barat selama bertahun-tahun mengabaikan kepentingan keamanan Rusia dan membangun “titik pijakan anti-Rusia” di Ukraina.

Kremlin juga menyatakan bahwa kesepakatan damai hanya dapat tercapai jika mencakup penghapusan akar masalah konflik dan pengakuan atas realitas wilayah baru yang kini dikuasai Rusia.

Kedua pemimpin sepakat untuk melanjutkan kontak terkait Iran, termasuk soal program nuklir Teheran dan peran regionalnya. Macron menegaskan keinginan Prancis untuk mencari solusi diplomatik yang komprehensif dan menuntut, termasuk penghentian pengayaan uranium dan pembatasan rudal Iran.

Putin, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa Iran memiliki hak sah untuk mengembangkan program nuklir sipil dan menekankan bahwa seluruh konflik di Timur Tengah harus diselesaikan melalui cara-cara diplomatik.

Eskalasi Baru

Di hari yang sama, tiga orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan drone Ukraina di kota Izhevsk, Rusia — salah satu serangan terdalam ke wilayah Rusia sejak perang pecah. Izhevsk diketahui memiliki pabrik senjata dan produksi drone.

Sumber keamanan Ukraina menyebut serangan itu menargetkan pabrik drone dan berhasil mengganggu kapasitas ofensif Rusia.

Sementara itu, militer Rusia menyerang kota Guliaipole di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina tengah, menyebabkan korban jiwa. Tidak ada rincian jumlah korban yang diumumkan oleh otoritas Ukraina.

Panggilan telepon ini berlangsung di tengah kebuntuan diplomasi untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun sejak invasi penuh Rusia pada Februari 2022. Meski sempat ada pertemuan langsung sebulan lalu atas dorongan Presiden AS Donald Trump, Moskow justru meningkatkan intensitas serangan ke Ukraina.

Analisis AFP pada Selasa menyebut Rusia meningkatkan serangan udara secara signifikan selama Juni, dengan ribuan drone dikerahkan untuk melemahkan sistem pertahanan udara Ukraina dan menekan populasi sipil.

Selain itu, bulan lalu Rusia mencatat kemajuan wilayah terbesar sejak November, menurut data Institute for the Study of War (ISW). (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Putin: Rusia Kuasai 5.000 Km Wilayah Ukraina

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)