Tiongkok Serukan Warganya Hindari Konflik di Ukraina

Pasukan Ukraina masih melakukan perlawanan terhadap Rusia. Foto: Anadolu

Tiongkok Serukan Warganya Hindari Konflik di Ukraina

Fajar Nugraha • 10 April 2025 14:08

Beijing: Pemerintah Tiongkok pada Rabu 9 April 2025 mengeluarkan imbauan agar warganya menghindari zona konflik dan tidak terlibat dalam perang dalam bentuk apa pun. Pernyataan ini disampaikan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkap bahwa pasukan Kyiv telah menangkap dua warga Tiongkok yang diduga bertempur bersama Rusia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, menyatakan bahwa pihaknya tengah memverifikasi informasi tersebut dengan otoritas Ukraina. 

"Pemerintah Tiongkok selalu meminta warganya untuk menjauhi daerah yang dilanda konflik bersenjata dan menghindari keterlibatan dalam peperangan dalam bentuk apa pun," tegas Lin, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis 10 April 2025.

Pada Selasa, Zelensky mengatakan kepada wartawan, termasuk dari AFP, bahwa pasukannya telah menangkap dua warga Tiongkok di wilayah Donetsk, tempat pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan Rusia berlangsung.

Kyiv juga merilis video yang menampilkan seorang pria dalam seragam militer dengan tangan terikat, yang dalam rekaman tersebut meniru suara pertempuran dan mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Mandarin saat diwawancarai oleh seorang pejabat Ukraina yang tidak terlihat dalam video.

Seorang pejabat senior Ukraina menyebut bahwa kedua tahanan itu ditangkap beberapa hari lalu, dan kemungkinan masih ada warga Tiongkok lainnya yang bertempur di pihak Rusia. Menurutnya, mereka diyakini bukan dikirim langsung oleh Beijing, melainkan dikontrak oleh militer Rusia.

Dari pihak Moskow, Kremlin menolak memberikan komentar atas tuduhan tersebut. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan kepada awak media bahwa ia "tidak memiliki informasi untuk dikomentari terkait isu ini."

Sementara itu, Zelensky mengklaim bahwa ada banyak warga Tiongkok lainnya yang bergabung dengan pasukan Rusia. Pernyataan ini langsung dibantah oleh Lin Jian yang menyebut tuduhan tersebut "sepenuhnya tidak berdasar."

"Sikap Tiongkok terhadap krisis Ukraina sudah jelas dan tidak berubah. Posisi ini telah mendapatkan pengakuan luas dari komunitas internasional," ujar Lin.

Ia juga menegaskan bahwa Ukraina seharusnya melihat peran konstruktif Tiongkok dalam upaya penyelesaian politik konflik ini secara objektif.

Tiongkok selama ini menyatakan dirinya sebagai pihak netral dalam konflik Rusia-Ukraina dan menegaskan tidak memberikan bantuan militer kepada salah satu pihak, berbeda dengan Amerika Serikat dan sekutu Barat yang secara terbuka mendukung Ukraina.

Namun, NATO menuduh Beijing sebagai "pendukung utama" Moskow, mengingat eratnya hubungan ekonomi dan politik antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Vladimir Putin. Hingga saat ini, Tiongkok belum pernah mengutuk aksi militer Rusia di Ukraina.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)