Ilustrasi. Foto: dok PLN.
Jakarta: Pemerintah akhirnya membatalkan diskon tarif listrik 50 persen untuk periode Juni-Juli 2025. Pemerintah beralasan, pembatalan itu karena kebutuhan proses penganggarannya yang jauh lebih lambat.
Keputusan itu pun langsung menuai cibiran. Utamanya, karena ketidakkonsistensinya pemerintah soal pelaksanaan kebijakan ekonomi. Di sisi lain, menjadi penanda jika karena koordinasi antarkementerian/lembaga sangat rapuh.
Menyoal diskon tarif listrik Juni-Juli, jika kebijakan itu jadi dijalankan pemerintah, skemanya hampir mirip dengan implementasi subsidi listrik yang dilakukan pemerintah pada awal tahun ini.
Namun demikian, terdapat perbedaan antara diskon listrik Januari-Februari dengan diskon listrik pada Juni-Juli, dikutip dari berbagai sumber:
Diskon listrik Januari-Februari
Diskon listrik pada periode Januari-Februari diberlakukan sebesar 50 persen bagi pelanggan rumah tangga PLN dengan daya terpasang hingga 2.200 VA. Artinya, pelanggan dengan daya listrik terpasang 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA berhak mendapat diskon listrik ini.
Soal alasannya, kebijakan diskon listrik pada awal tahun sebagai langkah pemerintah terkait dengan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen yang efektif mulai Januari 2025. Hal tersebut mengenai dampak kenaikan PPN terhadap inflasi dan
daya beli masyarakat, terutama kategori menengah ke bawah.
Diskon tarif listrik ini berlaku secara otomatis tanpa perlu registrasi atau pendaftaran khusus, dan mencakup hampir seluruh pelanggan rumah tangga. Diperkirakan mencapai 81,4 juta pelanggan atau sekitar 97 persen dari total pelanggan rumah tangga PLN.
(Ilustrasi. Foto: dok PLN)
Diskon listrik Juni-Juli
Sementara itu, diskon listrik sebesar 50 persen pada periode Juni-Juli hanya diberlakukan kepada tiga kategori pelanggan, yakni pelanggan dengan daya listrik terpasang 450 VA, 900 VA, dan 1.300 VA.
Terkait dengan alasan diskon listrik pada periode ini, sebagai salah satu strategi pemerintah untuk terus menjaga tingkat konsumsi masyarakat di tengah liburan sekolah sekaligus menjaga stabilitas ekonomi nasional. Strategi ini bertujuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2025.
Karena pelanggan dengan daya listrik terpasang 2.200 VA dikecualikan dalam diskon tarif listrik pada periode ini, maka jumlah penerima diskon pun berbeda. Pada Juni-Juli, pelanggan yang berhak menerima diskon listrik ini hanya sebanyak 79,3 juta rumah tangga.