Dua Bulan Berturut-turut Deflasi, RI Bakal Inflasi Lagi di Maret

Ilustrasi bahan pokok yang menyumbang inflasi di Maret 2025. Foto: Metrotvnews.com/Daviq Umar Al Faruq.

Dua Bulan Berturut-turut Deflasi, RI Bakal Inflasi Lagi di Maret

M Ilham Ramadhan Avisena • 3 March 2025 19:44

Jakarta: Inflasi diperkirakan akan kembali terjadi pada Maret 2025, bertepatan dengan Ramadan dan berhentinya pemberian diskon tarif listrik. Kenaikan harga barang dan jasa yang umum terjadi di periode Ramadan dianggap bakal menjadi pemicu inflasi.
 
"Secara natural peningkatan harga barang dan jasa di bulan Ramadan itu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sehingga itu yang akan kita lihat, terutama untuk Maret di mana terjadi momentum Ramadan dan Lebaran," ujar periset dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet saat dihubungi, Senin, 3 Maret 2025.
 
Selepas Ramadan dan Lebaran, lanjutnya, daya beli masyarakat akan mempengaruhi pergerakan inflasi ke depan. Karenanya, paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah diharapkan mampu menjaga, atau bahkan mendorong daya beli.
 
"Itu akan ikut menentukan berapa pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara umum dan pada muaranya juga akan ikut mempengaruhi dinamika inflasi ataupun deflasi di sepanjang 2025," jelas Yusuf.
 

Baca juga: BPS: Deflasi Februari Gara-gara Diskon Tarif Listrik


(Ilustrasi bahan pokok di pasar. Foto: dok MI)
 

Deflasi Februari

 
Diketahui pada Februari Indonesia kembali mengalami deflasi. Di bulan kedua tahun ini, deflasi tercatat minus 0,48 persen secara bulanan (month to month/mtm). Deflasi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan Januari 2025 yang mencapai minus 0,76 persen.
 
Kendati begitu, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2025 menjadi lebih rendah, yakni 105,48 dari bulan sebelumnya yang tercatat 105,99.
 
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, deflasi kedua di tahun ini banyak dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Kelompok tersebut tercatat mengalami deflasi minus 3,59 persen dan memberikan andil terhadap deflasi 0,52 persen.
 
"Komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi sebesar 0,67 persen, dan tingkat deflasi pada tarif listrik adalah sebesar 21,30 persen," jelas Amalia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)