Mantan Presiden Meksiko Diduga Terima Suap dari Pengusaha Israel

Presiden Enrique Pena Nieto. Foto: Anadolu

Mantan Presiden Meksiko Diduga Terima Suap dari Pengusaha Israel

Fajar Nugraha • 9 July 2025 20:05

Mexico City: Jaksa Agung Meksiko Alejandro Gertz Manero mengumumkan  bahwa mantan Presiden Enrique Pena Nieto sedang diselidiki atas dugaan menerima suap jutaan dolar dari pengusaha Israel selama masa jabatannya.

“Avishai Neriah dan Uri Ansbacher diduga membayar Pena Nieto sebesar USD25 juta untuk mengamankan kontrak keamanan siber yang melibatkan NSO Group, perusahaan Israel di balik spyware Pegasus yang terkenal,” lapor media berita Israel, The Marker, seperti dikutip Anadolu, Rabu 9 Juli 2025.

Pembayaran jutaan dolar tersebut dilaporkan memungkinkan perusahaan keamanan siber Israel mengamankan kontrak pemerintah dan mendapatkan akses ke informasi orang dalam selama enam tahun masa jabatan Pena Nieto.

Perangkat spyware seperti Pegasus telah menuai kekhawatiran dan kritik internasional atas penggunaannya terhadap jurnalis dan pembela hak asasi manusia di Meksiko.

Pada keterangan pers Selasa, Gertz Manero mengakui kurangnya bukti konkret di Meksiko untuk mendukung tuduhan tersebut, tetapi mengatakan pihak berwenang akan memulai penyelidikan resmi atas dugaan suap tersebut.

“Sejak awal pemerintahan sebelumnya, beberapa pengaduan telah diajukan yang tidak dapat didukung dengan bukti yang memadai. Namun, dalam kasus baru ini, kini terdapat laporan yang sangat spesifik yang menunjukkan adanya hubungan dengan perusahaan-perusahaan yang menjual Pegasus -- termasuk tanggapan dari mantan presiden sendiri,” ujar Monero.

Ketegangan antara Meksiko dan Israel terus berlanjut, sebagian karena dukungan pemerintah Meksiko terhadap solusi dua negara antara Israel dan Palestina dan kritiknya terhadap tindakan Israel terhadap Palestina, sebuah posisi yang telah menuai ketidaksetujuan dari otoritas Israel.

Menambah ketegangan diplomatik, Israel telah memberikan perlindungan kepada seorang buronan Meksiko yang terkenal: Tomas Zeron, mantan direktur Badan Investigasi Kriminal Meksiko. Ia dicari di Meksiko atas dugaan manipulasi barang bukti dan penyiksaan terhadap tersangka untuk menutupi penghilangan massal 43 mahasiswa dari Sekolah Tinggi Guru Pedesaan Raul Isidro Burgos di Ayotzinapa, Iguala, di negara bagian Guerrero barat daya, pada 26 September 2014.

Zeron telah tinggal di Israel, yang menolak untuk menangkap atau mengekstradisinya sejak 2019, ketika Meksiko mengeluarkan surat perintah resmi.

“Hubungan kami dengan pihak berwenang ini tidak mudah. ??Kami memiliki banyak masalah yang bermula dari apa yang terjadi di Ayotzinapa, dan ada kasus-kasus yang telah terbengkalai selama bertahun-tahun,” kata Gertz Manero.

Selagi Meksiko meluncurkan penyelidikannya terhadap Pena Nieto, mantan presiden tersebut membantah tuduhan tersebut, menyebutnya tidak berdasar dan bersifat memfitnah.

"Saya menyesal menemukan laporan yang, tanpa sedikit pun ketelitian jurnalistik, membuat klaim yang ceroboh dan jahat. Laporan tentang dugaan pembayaran itu sepenuhnya salah. Itu adalah sindiran yang sama sekali tidak berdasar," tulisnya di X.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)