Kelompok pemberontak Houthi asal Yaman. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 20 October 2025 12:28
Sanaa: Kelompok Houthi yang didukung Iran menahan 24 staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di ibu kota Yaman pada Minggu, 19 Oktober, dalam eskalasi terbaru tekanan terhadap lembaga internasional yang beroperasi di wilayah kekuasaannya.
Insiden ini terjadi sehari setelah Houthi menyerbu salah satu fasilitas PBB di Sanaa, memperburuk krisis kemanusiaan yang telah melanda Yaman selama lebih dari satu dekade perang.
Juru bicara koordinator residen PBB untuk Yaman, Jean Alam, menyebut bahwa dari total 24 karyawan yang ditahan, terdapat lima warga Yaman dan 15 pegawai internasional. Sebelas di antaranya telah dibebaskan setelah menjalani interogasi.
“Kami terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk memastikan pembebasan seluruh staf dan pemulihan kendali penuh atas fasilitas PBB,” ujar Alam, dikutip dari The Telegraph India, Senin, 20 Oktober 2025.
Menurut seorang pejabat PBB yang enggan disebutkan namanya, milisi Houthi juga menyita peralatan komunikasi dari fasilitas yang mereka serbu, termasuk telepon, komputer, dan server.
Pegawai yang ditahan berasal dari berbagai badan PBB, antara lain Program Pangan Dunia (WFP), UNICEF, dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mencerminkan luasnya jangkauan penindasan yang dilakukan kelompok bersenjata itu.
Houthi disebut telah melancarkan kampanye sistematis terhadap lembaga internasional di wilayah kekuasaannya, terutama di Sanaa, Hodeida, dan Saada. Hingga kini, lebih dari 50 staf PBB dilaporkan pernah ditahan, dan seorang pekerja WFP dikabarkan meninggal dalam tahanan di Saada pada awal tahun ini.
Houthi kerap menuduh para staf PBB sebagai mata-mata tanpa menyertakan bukti, sementara PBB secara konsisten membantah tuduhan tersebut.
Akibat meningkatnya represi, PBB sebelumnya telah menangguhkan sebagian operasinya di provinsi Saada setelah delapan staf ditahan pada Januari lalu. Koordinator kemanusiaan utama PBB untuk Yaman pun telah dipindahkan dari Sanaa ke Aden, kota yang kini berfungsi sebagai markas pemerintah yang diakui secara internasional. (Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga: Houthi Akui Kematian Pemimpin Militer Mereka dalam Serangan Israel